Serangan Rusia ke Ukraina tak menunjukkan tanda-tanda mereda hingga Senin (7/3). Meski sudah ada kesepakatan gencatan senjata di dua kota, gempuran Rusia di Ukraina malah makin menggebu.
Berikut rangkuman perkembangan terbaru serangan Rusia ke Ukraina hingga hari ini.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky,menyatakan bahwa rentetan rudal Rusia menghancurkan bandara sipil di Vinnytsia, Ukraina tengah, pada Minggu (6/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya baru saja diberi tahu tentang serangan rudal di Vinnytsia. Delapan roket. Bandara hancur total," katanya, sebagaimana dikutip AFP.
Vinnytsia sendiri berada di wilayah barat Ukraina tengah, jauh dari perbatasan Rusia dan Belarus, di mana kerap terjadi serangan serupa.
Zelensky pun kembali meminta negara-negara Barat memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina untuk mencegah lebih banyak serangan Rusia.
Meski sudah ada kesepakatan gencatan senjata di Mariupol, Ukraina belum dapat melakukan evakuasi warga sipil dari kota tersebut karena pasukan Rusia terus melancarkan tembakan.
Kabar ini disampaikan langsung oleh Kepala Administrasi Wilayah Donetsk, Pavlo Kyrylenko, lewat akun Facebook pada Minggu (6/3), seperti dikutip CNN.
"Konvoi evakuasi dengan penduduk lokal tidak pernah bisa meninggalkan Mariupol hari ini: Rusia mulai mengumpulkan kembali pasukan mereka dan menembaki kota dengan berat. Sangat berbahaya untuk mengevakuasi orang dalam kondisi seperti itu," kata Kyrylenko.
Garda Nasional Ukraina melaporkan pesawat Rusia menjatuhkan bom udara di satu kamp militer di Kharkiv pada Sabtu (5/3) malam waktu setempat.
Menurut pengumuman dari Kedutaan Ukraina yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (6/3), serangan itu menewaskan empat orang tentara Ukraina dan menghancurkan sejumlah infrastruktur.
"Pesawat Rusia menjatuhkan bom udara berat di kamp militer Brigade Slobozhansk ke-5 pada malam tanggal 5 Maret. Empat prajurit tewas, banyak yang terluka," demikian kutipan pernyataan tersebut.
Presiden Rusia, Vladimir Putin,mengancam Ukraina bisa kehilangan status negara apabila terus melawan Moskow. Ancaman ini dilontarkan saat Ukraina mendesak Barat menerapkan zona larangan terbang ke wilayah mereka.
"Otoritas saat ini harus mengerti bahwa mereka terus melakukan apa yang mereka lakukan saat ini, membahayakan masa depan status kenegaraan Ukraina. Bila itu terjadi, mereka yang akan bertanggung jawab penuh," kata Putin, Sabtu (5/3).
Putin juga memperingatkan penerapan zona larangan terbang di Ukraina bakal membawa konsekuensi "kolosal dan menghancurkan" bagi dunia, tak hanya di Eropa.
Sementara itu, Presiden Ukraina,Volodymyr Zelensky, tetap meminta negara Barat untuk memberlakukan zona larangan udara demi menekan pergerakan militer Rusia.
Ukraina mendesak negara Barat untuk mengirimkan bantuan militer, termasuk jet tempur. Desakan ini disampaikan kala Presiden Rusia, Vladimir Putin,mengancam negara Barat tak memberlakukan zona larangan terbang di Ukraina.
"Permintaan tertinggi kami adalah jet tempur, pesawat serang, dan sistem pertahanan udara," kata Menteri Luar Negeri Ukraina,Dmytro Kuleba, sebagaimana dikutip AFP.
Menurut Kuleba, apabila Ukraina kehilangan penguasaan udara, jumlah korban jiwa di darat akan semakin banyak.
(has)