Pakar Militer: Rusia Kirim Pasukan Chechen buat Bikin Ukraina Gentar

CNN Indonesia
Selasa, 08 Mar 2022 14:10 WIB
Pakar militer menyebut Rusia sengaja mengirim ribuan pasukan Chechen dari Republik Chechnya untuk membuat pejuang Ukraina gentar.
Salah satu personel pasukan elite Chechen yang dikirim ke Ukraina. (REUTERS/STRINGER)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pakar militer menyebut Rusia sengaja mengirim ribuan pasukan Chechen dari Republik Chechnya untuk membuat pejuang Ukraina gentar.

Pakar dari agensi pertahanan intelijen Janes, James Rands, mengatakan keberadaan pasukan Chechen diyakini mampu menambah teror psikis terhadap para pejuang Ukraina.

"Rusia begitu getol memperlihatkan video mereka (Chechen). Mereka ngunggah video para pasukan Chechen tengah salat di dalam hutan," ujar James seperti dikutip dari iNews.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Chechen memiliki perawakan yang berbeda. Mereka memiliki jenggot tebal dengan badan besar. Mereka tidak seperti bangsa Slavia. Mereka datang (ke Ukraina) dengan reputasinya," ia menambahkan.

Chechen dikenal dengan reputasinya yang amat brutal dalam membasmi pemberontak.

"Jelas sekali ini operasi psikologis. Pasukan Rusia jelas sekali mengatakan,'Ini adalah unit yang bisa menakuti orang-orang. Kami ingin kalian semua melihat bahwa mereka sekarang di sini (Ukraina),'" tutur James.

Meski demikian, James menilai Chechen tidak memiliki kemampuan spesifik yang bagus dalam perang konvensional seperti di Ukraina.

Kenyataannya, tak sedikit pasukan Chechen yang diklai tewas. Garda Nasional Ukraina bahkan mengklaim berhasil mematahkan sejumlah tentara Chechen yang diplot untuk membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Pihak Ukraina bahkan menyebut berhasil membunuh salah satu perwira tinggi pasukan elite Chechen dalam perang tersebut.

Selain keberadaan Chechen, bom termobarik juga disebut untuk menakuti para pejuang Ukraina.

Bom vakum atau senjata termobarik bekerja dengan menyedot oksigen sekitarnya untuk menghasilkan ledakan suhu tinggi. Bom vakum bisa berbentuk beberapa ukuran, mulai dari granat berpeluncur roket untuk pertempuran jarak dekat, hingga versi besar yang dapat diluncurkan dari jet tempur.

AS menggunakan bom termobarik saat Perang Vietnam 2 pada 1955. Sedangkan Uni Soviet menggunakan senjata tersebut selama perang di Afghanistan pada 1979.

Daya ledak bom termobarik sangat dahsyat yaitu menghasilkan awan plasma yang mencapai suhu antara 2.500-3000 Celcius, dan menciptakan ledakan suhu tinggi yang lebih lama dari bom biasanya.



(bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER