Dari kubu oposisi, ada Yoon Suk-yeol, tokoh anti-korupsi yang sempat menjabat sebagai jaksa agung di pemerintahan Presiden Moon Jae-in.
Dalam kampanyenya, Yoon sempat mengkritik beberapa kegagalan Moon. Ia menyoroti ketidakmampuan pemerintah untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19 lebih dari 250 ribu, juga harga properti yang terus meningkat.
The Straits Times melansir, Yoon memang dikenal sebagai sosok yang vokal sejak dulu. Ia lahir di lingkungan keluarga terpelajar, dengan kedua orang tuanya merupakan profesor di universitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menempuh pendidikan hukum di salah satu universitas top Korsel, Universitas Nasional Seoul. Setelah lulus, ia menjadi jaksa pada 1994.
Namanya melambung pada 2016, ketika ia menjadi ketua penyelidik kasus korupsi dan penyelewengan jabatan yang dilakukan mantan Presiden Park Geun-hye.
![]() |
Sebagaimana dilansir Reuters, kini Yoon memiliki beberapa janji kampanye di sektor ekonomi dan militer.
Di bidang ekonomi, Yoon berencana lebih mendukung pembukaan lapangan kerja dari sektor swasta ketimbang pemerintah. Ia juga mengatakan akan mengurangi birokrasi perusahaan dan melakukan deregulasi industri aset virtual.
Selain itu, Yoon berjanji akan membuat setidaknya 2,5 juta rumah dalam lima tahun ke depan. Sebanyak 500 ribu rumah akan dibangun di Ibu Kota Korsel, Seoul.
Di bidang militer, Yoon akan terus memperkuat hubungan dengan Amerika Serikat. Ia juga berpendapat bahwa serangan preventif merupakan satu-satunya cara menangkal rudal hipersonik Korut yang dipersiapkan untuk perang.
Meski demikian, kubu Yoon menyatakan bakal mencari cara untuk berdialog dengan Korut, pun merancang kesepakatan yang membawa manfaat signifikan bila Pyongyang benar-benar melakukan denuklirisasi.
(pwn/has/bac)