ANALISIS

Rusia vs Ukraina, Bayang-bayang 'Kiamat Nuklir' dan Perang Dunia III

CNN Indonesia
Kamis, 10 Mar 2022 14:53 WIB
Pembangkit tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina yang dikuasai pasukan Rusia. (Zaporizhzhya NPP via REUTERS/Zaporizhzhya NPP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Serangan Rusia ke Ukraina yang terjadi sejak 24 Februari menimbulkan kekhawatiran baru, yakni ancaman Perang Dunia III dan bencana nuklir akan terjadi dari invasi ini. Wacana Perang Dunia III ini cukup mengerikan, mengingat Rusia dan Ukraina sama-sama memiliki sumber daya nuklir.

Pakar Hukum Nuklir Universitas Airlangga, Dr. Intan I. Soeparna, menilai bukan tidak mungkin Rusia akan menggunakan senjata nuklir untuk menyelesaikan konflik Ukraina.

Menurut Intan, Rusia tidak menandatangani Treaty Prohibition of Nuclear Weapon (TPNW), sehingga negara itu tidak terikat pada norma dalam traktat tersebut.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga sempat mengungkapkan bakal menggunakan senjata nuklir sebagai opsi terakhir apabila negosiasi penghentian perang ini tak mendapatkan kesepakatan.

Melihat kemungkinan ini, Intan menilai pencegahan penggunaan nuklir bakal bergantung dari keberhasilan negara dunia dan rakyat Rusia mendesak Putin.

"Jadi, pencegahan penggunaan nuklir saat ini sangat bergantung dari keberhasilan desakan negara lain dan rakyat Rusia sendiri. Sementara Rusia (Putin) harus mempertimbangkan konsekuensi dari perang nuklir," jelas Intan dalam siaran pers yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (9/3).

Meski demikian, sejumlah pengamat menilai Perang Dunia III sukar terjadi.

"Itu nonsense. Siapa yang mau bikin perang dunia III? Lihat saja yang berperang kan Rusia melawan Ukraina," kata Pengamat Hubungan Internasional (HI) dari Universitas Airlangga, I Gede Wahyu Wicaksana saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (8/3).

Wahyu menilai, Rusia tidak menggunakan kekuatan militer secara penuh untuk menyerang Ukraina. Ia juga mengatakan Rusia tidak menghancurkan Ukraina secara total.

Selain itu, aktor besar dunia untuk Perang Dunia III, seperti NATO dan Amerika Serikat, tidak menerjunkan pasukan mereka. AS dan negara-negara anggota NATO hanya memberikan bantuan peralatan militer. Hal ini menjadi salah satu alasan kemungkinan Perang Dunia III amat kecil terjadi.

Wahyu juga menyinggung bahwa negara Barat tidak berani bertempur dengan Rusia.

"Karena mereka tak berani bertempur. Bagaimana caranya untuk menjatuhkan Putin tanpa harus mereka ikut berperang, ya sanksi," jelas Wahyu saat ditanya soal alasan negara Barat menjatuhkan sanksi ke Rusia.

Lanjut baca di halaman berikutnya...



Trauma Perang Dunia II


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :