Dunia politik bukanlah bidang yang akrab di mata Yoon. Namun pada 29 Juni 2021, ia secara terbuka melalui sebuah konferensi pers melayangkan kritik kepada Moon Jae-in sekaligus mencalonkan diri sebagai presiden.
Empat bulan berselang, ia terpilih sebagai calon presiden dari People Power Party sebagai oposisi utama.
Selama berkampanye, Yoon sempat melontarkan pernyataan kontroversial ketika ingin menghapuskan Kementerian Kesetaraan Gender jika dirinya terpilih menjadi presiden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan The Guardian, Yoon menyebut kementerian itu memperlakukan pria sebagai "terduga pelaku kriminal seksual". Ia berjanji akan menerapkan hukuman keras bagi kasus palsu dalam kekerasan seksual.
Setelah diumumkan sebagai presiden terpilih, Yoon melalui konferensi persnya mengklaim kemenangannya adalah milik seluruh rakyat Korea Selatan.
Ia pun ingin kedaulatan negaranya dipertahankan dengan mempererat hubungan dengan Amerika Serikat dan meningkatkan kekuatan militer untuk menantang Korea Selatan.
"Saya akan meningkatkan kapasitas militer untuk mencegah segala bentuk provokasi terhadap keamanan rakyat, properti, teritorial, dan kedaulatan negara ini," katanya dikutip dari AP.
"Saya akan tegas menangani perilaku terlarang dan tidak masuk akal oleh Korea Utara dengan cara yang apik, meskipun saya akan selalu mengizinkan pintu pembicaraan [Korea] Selatan-[Korea] Utara tetap terbuka," ucapnya.
(ikh/bac)