Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menyatakan kesiapannya membantu Amerika Serikat (AS) jika perang Rusia vs Ukraina semakin memburuk.
Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar Filipina untuk AS Jose Manuel Romualdez dalam sebuah rapat di Manila. Ia mengatakan Duterte menaruh perhatian khusus terhadap dampak ekonomi akibat konflik.
Lihat Juga : |
Kegelisahan Duterte terhadap konflik pun ia tunjukkan ketika menyetujui resolusi PBB untuk meminta Rusia menarik seluruh pasukan dari Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di satu sisi, Duterte--yang akan mengakhiri masa jabatannya pada Juni mendatang--sedianya juga menjaga hubungan baik dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin China Xi Jinping sambil mengkritik kebijakan keamanan AS di awal masa kekuasaannya.
Namun saat ini, Duterte berpendapat invasi Rusia ke Ukraina merupakan tindakan yang keliru. Ia ingin konflik segera diselesaikan.
"Dia [Duterte] mengatakan jika mereka [AS] meminta dukungan Filipina, sangat jelas bahwa Filipina akan ikut bergabung, terutama jika krisis Ukraina meluas ke wilayah Asia," kata Domualdez.
"Kami memberi mereka jaminan bahwa jika diperlukan, Filipina siap menawarkan fasilitas apapun yang dibutuhkan AS untuk menjadi sekutu utama kami," ujarnya.
Meski membuka dukungan terhadap AS, Duterte tidak memperinci bentuk bantuan yang akan diberikan kepada sekutu untuk menghadapi Ukraina. Pelabuhan Clark dan Subic Bay diperkirakan dapat menjadi opsi karena sempat digunakan pasukan AS pada 1990-an.