Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky menjadi komandan militer Rusia pertama yang tewas dalam agresi ke Ukraina.
Sebelumnya kabar kematian Sukhovetsky diumumkan pihak militer Ukraina pekan lalu, bahwa sang jenderal tewas dalam pertempuran pada akhir Februari.
Terbaru, pemerintah Rusia membenarkan kabar tersebut. Dalam pernyataannya resminya, Sukhovetsky dikatakan tewas tertembak oleh penembak jitu pada Senin (28/2), saat melakukan operasi khusus di Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sukhovetsky tercatat lahir di sebuah kota yang bernama Novosibirsk, Rusia pada tahun 1974 silam. Kendati demikian, tidak banyak informasi pribadi yang beredar mengingat dia adalah seorang petinggi militer tinggi di Rusia.
Pria berusia 47 tahun tersebut memulai karir militernya sebagai komandan peleton usai mengeyam pendidikan di Akademi Militer Rusia. Setelahnya, karir militer Sukhovetsky meningkat dan ia dipercaya menduduki sejumlah posisi kepemimpinan, termasuk kepala staf unit serangan udara pengawal.
Dalam karir militernya, Sukhovetsky diketahui juga pernah terlibat dalam aksi militer Rusia di Suriah. Kremlin kemudian menganugerahkan dua medali Orders of Courage atas tindakan Sukhovetsky dalam aksi milter tersebut.
Selain itu, dirinya juga dilaporkan terlibat dalam operasi militer Rusia di Abkhazia dan Kaukasus Utara, serta berperan dalam 'pencaplokan' Krimea.
Sukhovetsky juga kerap disebut sebagai sosok penerjun payung yang dihormati dan kerap terlibat langsung dalam misi di wilayah yang berbahaya.
Sebelum tewas di tangan Ukraina, Sukhovetsky diketahui mengemban jabatan sebagai Komandan Jenderal Divisi Lintas Udara ke-7 Rusia.
Selain itu, menurut kantor berita milik negara Rusia TASS, Presiden Rusia Vladimir Putin juga menunjuk Sukhovetsky sebagai wakil komandan Angkatan Darat Gabungan ke-41 Distrik Militer Pusat pada tahun lalu.
(tfq/vws)