Ukraina Tuduh Rusia Rencanakan Referendum Kemerdekaan di Kherson

CNN Indonesia
Minggu, 13 Mar 2022 00:15 WIB
Ukraina menuding Rusia tengah merencanakan referendum kemerdekaan di salah satu kota di selatan negara tersebut, Kherson.
Ilustrasi bendera Ukraina. (AFP/Alex Halada)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ukraina menuding Rusia tengah merencanakan referendum kemerdekaan di salah satu kota di selatan negara tersebut, Kherson.

"Penjajah [Rusia] menyiapkan referendum pembentukan Republik Rakyat Kherson," ujar Wakil Dewan Kota Kherson, Serhiy Khlan, seperti dilansir CNN, Sabtu (12/3).

Menurutnya, saat ini Rusia sudah mulai pejabat-pejabat di Kherson bersedia untuk "bekerja sama" atau tidak, termasuk dirinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tegas menolak bekerja sama dengan mereka. Pembentukan Republik Rakyat Kherson akan mengubah kawasan kami menjadi lubang putus asa tanpa kehidupan dan masa depan," ucapnya.

Ia pun menyerukan agar pejabat-pejabat lainnya juga tak termakan omongan Rusia.

Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak Rusia mengenai rencana referendum ini. Jika benar, ini sudah ketiga kalinya Rusia dikaitkan dengan referendum kemerdekaan di wilayah Ukraina.

Pada 16 Maret 2014 lalu, Crimea juga menggelar referendum kemerdekaan. Di akhir referendum, 90 persen suara yang terkumpul menyatakan ingin bergabung dengan Rusia.

Namun, hasil tersebut menjadi kontroversi karena banyak warga yang ingin tetap bergabung dengan Ukraina memboikot referendum itu.

Meski hasil referendum itu masih menjadi polemik, Rusia tetap mencaplok Crimea pada 18 Maret 2014. Namun, mayoritas negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa tetap mengakui Crimea sebagai bagian Ukraina.

Tak lama setelah Crimea, dua kawasan di timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Rusia, Luhansk dan Donetsk, juga menggelar referendum serupa.

Layaknya Crimea, hasil referendum itu juga menunjukkan mayoritas suara ingin memisahkan diri dari Ukraina. Namun, sama seperti Crimea, hasil referendum itu dipertanyakan karena banyak pula warga yang tak ikut sumbang suara.

Komunitas internasional pun tak pernah mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk. Hingga akhirnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengakui kemerdekaan kedua daerah itu pada Februari lalu.

Setelah itu, Putin langsung memerintahkan operasi militer di kawasan tersebut pada 24 Februari. Pasukan Rusia kemudian dengan cekatan menyergap Ukraina dari utara, timur, dan selatan. Perang pun pecah.

(has)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER