Momen Langka Korut Umumkan Hasil Pilpres Korsel, Warga Bingung
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) yang merupakan agensi berita pusat negara Korea Utara (Korut) mengumumkan hasil pemilihan presiden Korea Selatan pada Jumat (11/3) lalu. Pemberitaan itu lantas menimbulkan kebingungan bagi rakyat setempat lantaran mereka tidak biasa mendengar kabar berita politik dari selatan.
"Yoon Suk-yeol, seorang kandidat dari oposisi konservatif 'Partai Kekuatan Rakyat', menang dengan selisih tipis dalam 'pemilihan presiden' ke-20 yang diadakan di Korea Selatan pada 9 Maret," lapor KCNA dilansir dari Radio Free Asia, Senin (14/3).
Berita pemilihan presiden Korea Selatan itu juga dimuat dalam media elektronik surat kabar Rodong Sinmun dengan laporan berbahasa Korea yang sama.
Dalam laporan pemberitaan itu juga terlihat mereka menekankan nama partai dan kata 'presiden'. Kendati demikian, laporan singkat itu tidak merincikan margin kemenangan 0,8 persen Yoon atau lawannya, Lee Jae-myung dari Partai Demokrat.
Sementara itu, salah seorang penduduk provinsi barat laut Pyongan Utara tidak menyangka berita di media lokal mereka begitu cepat memberitakan pemilihan di selatan yang terlaksana baru-baru ini.
"Pihak berwenang biasanya enggan mempublikasikan informasi tentang sistem pemilihan umum yang demokratis dan bebas di Korea Selatan," kata sumber itu yang enggan ditulis namanya karena alasan keamanan.
"Biasanya ketika calon dari partai konservatif terpilih, nama pemenang tidak disebutkan, atau dilaporkan terlambat. Makanya laporan Rodong Sinmun hari in dianggap tidak biasa," imbuhnya.
Lebih lanjut, sejumlah penduduk di provinsi timur laut Hamgyong Utara tak banyak menggubris pemberitaan itu, namun ada pula yang mengaku iri.
"Mereka tidak bisa menyembunyikan rasa iri mereka pada sistem demokrasi di Korea Selatan di mana pemimpin tertinggi dipilih langsung oleh rakyat," kata sumber anonim kedua.
"Pensiunan pejabat dan mahasiswa yang mengkonfirmasi hasil pemilihan presiden ke-20 di Korea Selatan memiliki ekspresi pahit di wajah mereka. Kami juga memiliki pemilihan di sini di Korea Utara. Namun, hanya ada satu kandidat, yang dipilih sebelumnya oleh partai, dan kami harus memilih satu-satunya kandidat," lanjutnya.
Kandidat dari oposisi, Yoon Suk-yeol menjadi presiden terpilih Korea Selatan setelah unggul dalam perolehan suara pada Pilpres yang digelar Rabu (9/3) waktu setempat. Ia akan menggantikan Moon Jae-in yang masa jabatannya habis pada Mei mendatang.
Yoon rencananya akan dilantik sebagai presiden Korea Selatan pada 10 Mei 2022. Analis memperkirakan bahwa strategi Yoon akan lebih 'menyerang' daripada pendahulunya Moon Jae-in, yang memprioritaskan keterlibatan dengan Korea Utara.