Rusia Klaim Rebut Seluruh Kherson, Perkuat Cengkeram Selatan Ukraina

Tim | CNN Indonesia
Selasa, 15 Mar 2022 18:40 WIB
Rusia mengklaim pasukannya merebut keseluruhan kawasan Kherson, Ukraina, pada Selasa (15/3). Cengkeraman Rusia di kawasan selatan Ukraina pun kian kuat.
Rusia mengklaim pasukannya merebut keseluruhan kawasan Kherson, Ukraina, pada Selasa (15/3), setelah menguasai ibu kota daerah itu pada awal Maret lalu. (Reuters/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rusia mengklaim pasukannya merebut keseluruhan kawasan Kherson, Ukraina, pada Selasa (15/3). Cengkeraman Rusia di kawasan selatan Ukraina pun kian kuat.

"Pasukan bersenjata Federasi Rusia sudah merebut kendali penuh di seluruh wilayah kawasan Kherson," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, seperti dilansir Reuters.

Hingga saat ini, Reuters belum dapat mengonfirmasi klaim sepihak Rusia ini. Jika benar, Kherson dapat membuka jalan bagi Rusia untuk bergerak ke Mykolaiv dan Odessa, dua kota strategis di selatan Ukraina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika memulai invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu, Rusia memang langsung bergerak ke arah Kherson. Ibu kota kawasan itu merupakan daerah pertama yang jatuh ke tangan Rusia setelah invasi dimulai.

Akhir pekan lalu, Ukraina kemudian menuding Rusia tengah menyusun rencana untuk menggelar referendum kemerdekaan di Kota Kherson.

"Penjajah [Rusia] menyiapkan referendum pembentukan Republik Rakyat Kherson," ujar Wakil Dewan Kota Kherson, Serhiy Khlan, seperti dilansir CNN, Sabtu (12/3).

Menurutnya, saat ini Rusia sudah mulai pejabat-pejabat di Kherson bersedia untuk "bekerja sama" atau tidak, termasuk dirinya.

"Saya tegas menolak bekerja sama dengan mereka. Pembentukan Republik Rakyat Kherson akan mengubah kawasan kami menjadi lubang putus asa tanpa kehidupan dan masa depan," ucapnya.

Ia pun menyerukan agar pejabat-pejabat lainnya juga tak termakan omongan Rusia.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak Rusia mengenai rencana referendum ini. Jika benar, ini sudah ketiga kalinya Rusia dikaitkan dengan referendum kemerdekaan di wilayah Ukraina.

Pada 16 Maret 2014 lalu, Crimea juga menggelar referendum kemerdekaan. Di akhir referendum, 90 persen suara yang terkumpul menyatakan ingin bergabung dengan Rusia.

[Gambas:Video CNN]

Namun, hasil tersebut menjadi kontroversi karena banyak warga yang ingin tetap bergabung dengan Ukraina memboikot referendum itu.

Meski hasil referendum itu masih menjadi polemik, Rusia tetap mencaplok Crimea pada 18 Maret 2014. Namun, mayoritas negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa tetap mengakui Crimea sebagai bagian Ukraina.

Tak lama setelah Crimea, dua kawasan di timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Rusia, Luhansk dan Donetsk, juga menggelar referendum serupa.

(has)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER