Anak Trump Klaim Penyebab Putin Ogah Invasi Ukraina di Era Sang Ayah

CNN Indonesia
Rabu, 16 Mar 2022 15:24 WIB
Anak mantan Presiden AS Donald Trump, Eric Trump, mengklaim penyebab Presiden Rusia, Vladimir Putin, tak melakukan invasi ke Ukraina di kepemimpinan sang ayah.
Eric Trump klaim alasan Vladimir Putin enggan invasi Ukraina di era sang ayah. (AP/Matt Slocum)
Jakarta, CNN Indonesia --

Anak eks presiden Amerika Serikat Donald Trump, Eric Trump, mengklaim penyebab Presiden Rusia, Vladimir Putin, enggan melakukan invasi ke Ukraina saat sang ayah memimpin Negeri Paman Sam.

"Putin merupakan mantan Intelijen Uni Soviet (KGB). Dia bisa membaca pikiran orang dan dia tahu Donald Trump adalah orang yang sangat kuat," kata Eric kepada Fox pada Senin (14/3) yang dikutip CNN.

Komentar Eric disebut merupakan gema dari apa yang pernah diutarakan eks presiden AS, George W Bush, soal Putin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya menatap mata pria itu. Saya mendapati dia sangat lugas dan bisa dipercaya," kata Bush usai pertemuan puncak di Slovenia pada Juni 2011 lalu.

Ia lalu mengatakan, "Kami melakukan dialog yang sangat bagus. Saya merasa sense dari jiwa dia; seorang laki-laki yang sangat berkomitmen untuk negara dan kepentingan terbaik negaranya."

Komentar tersebut mendapat banyak cemoohan. Pernyataan Eric yang mengatakan Putin membuat penilaian psikologis soal ayahnya juga akan menjadi bahan olok-olok.

Sementara itu, mantan penasihat keamanan nasional Donald Trump, John Bolton, mengatakan Putin mungkin menunggu waktu yang tepat untuk menyerang Ukraina. Sebab, dia kira Trump akan menarik AS keluar dari NATO jika terpilih kembali.

Hubungan AS dan Rusia menghangat saat Washington dipimpin Trump. Namun, hubungan AS dengan Ukraina justru memburuk.

Masalah tersebut dikarenakan Rusia diduga ikut campur dalam pemilihan presiden AS pada 2016 lalu, yang berhasil menjadikan Trump orang nomor satu di Negeri Paman Sam.

Dugaan itu juga diperkuat laporan penasihat khusus, Robert Muller.

"Pertama, entitas Rusia melakukan kampanye media sosial yang mendukung kandidat presiden Donald J. Trump dan meremehkan kandidat presiden Hillary Clinton," kata Muller.

Kedua, badan intelijen Rusia melakukan operasi penyusupan komputer terhadap entitas, karyawan, dan sukarelawan yang bekerja di Kampanye Clinton lalu merilis dokumen curian.

"Investigasi juga mengidentifikasi banyak hubungan antara pemerintah Rusia dan Kampanye Trump," sambung dia.

Mengingat fakta-fakta itu membuat pernyataan Trump yang menyebut "tidak ada seorang pun yang lebih keras darinya (Putin) di Rusia" tampak menggelikan.

Tak berbeda, desakan Eric yang menyebut Putin tahu ayahnya adalah "orang yang sangat kuat" sama konyolnya.

Sebelumnya, Trump mengaku Rusia tak akan berani mencaplok satu inci wilayah pun saat dirinya masih menjabat presiden.

"Faktanya mereka tak pernah melakukan ketika saya di sana. Banyak orang bertanya, 'mengapa mereka (Rusia) tak pernah melakukan saat Trump jadi presiden dan China? Dia bilang mereka lebih tahu," kata Trump di South Carolina pekan lalu.



(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER