Invasi Rusia ke Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda reda. Pasukan Kremlin masih terus membombardir sejumlah wilayah di Ukraina, termasuk Kyiv, hingga Rabu (16/7).
Berikut rangkuman situasi terkini invasi Rusia ke Ukraina:
Rusia resmi keluar dari keanggotaan Dewan Eropa pada Rabu (16/3). Mereka keluar setelah lebih dari seperempat abad bergabung dalam badan hak-hak pan-Eropa. Rusia bergabung Dewan Eropa mulai 28 Februari 1996.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dewan Eropa mengonfirmasi hal itu lewat komite menteri, bagian yang bertanggung jawab membuat keputusan utama badan tersebut.
"Federasi Rusia berhenti menjadi anggota Dewan Eropa mulai hari ini, setelah 26 tahun keanggotaan," keputusan komite, seperti diberitakan AFP pada Kamis (17/3).
Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan militer Rusia mulai kewalahan dan tengah mencari tambahan pasukan dari seluruh wilayah negara itu, Selasa (15/3). Bantuan ini dibutuhkan mengingat kubu Moskow terus mengalami kerugian personel di Ukraina.
"Rusia sedang meningkatkan pencarian pasukan tambahan untuk memperkuat dan mengganti kerugian personel mereka," demikian pernyataan Kemhan Inggris dalam laporan penilaian yang dirilis pada Selasa (15/3), dikutip dari CNN.
"Sepertinya Rusia kesulitan melakukan operasi ofensif melawan pertahanan Ukraina."
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansi tersebut tidak berencana mengirim pasukan ke Ukraina yang tengah berperang dengan Rusia. Ia mengatakan mereka akan berusaha secara substansial mendukung perdamaian.
"Kami mendukung upaya perdamaian. Kami meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menarik pasukannya," kata Stoltenberg seperti diberitakan AFP, Rabu (16/3).
"Tapi kami tidak berencana mengerahkan pasukan NATO ke Ukraina," tuturnya.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, sempat menyindir pihak yang "munafik" ketika menanggapi invasi Rusia di negaranya.
Zelensky melontarkan sindiran ini saat berbincang dengan anggota parlemen Kanada melalui konferensi video pada Selasa (15/3).
"Perang selalu mengungkap semua yang bisa dilakukan seseorang. Siapa yang kuat, dan siapa yang lemah. Siapa yang bijak, dan siapa yang tidak bisa melihat hal yang jelas. Siapa yang jujur, dan siapa yang munafik," kata Zelensky.
Anak eks presiden Amerika Serikat Donald Trump, Eric Trump, mengklaim penyebab Presiden Rusia, Vladimir Putin, enggan melakukan invasi ke Ukraina saat sang ayah memimpin Negeri Paman Sam.
"Putin merupakan mantan Intelijen Uni Soviet (KGB). Dia bisa membaca pikiran orang dan dia tahu Donald Trump adalah orang yang sangat kuat," kata Eric kepada Fox pada Senin (14/3) yang dikutip CNN.
Komentar Eric disebut merupakan gema dari apa yang pernah diutarakan eks presiden AS, George W Bush, soal Putin.