Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk Republik Indonesia, Vincent Piket, buka suara soal potensi Rusia serang salah satu anggota Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pernah memperingatkan kemungkinan giliran anggota NATO di Eropa bakal diserang Rusia.
"Sekarang saya ulangi lagi. Jika kalian tidak menutup langit kami, hanya masalah waktu sebelum rudal Rusia jatuh di wilayah Anda, wilayah NATO. Di rumah warga negara-negara NATO," kata Zelensky dilansir dari CNN, Senin (14/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zelensky kemudian mengklaim, pihaknya sejak tahun lalu bahkan telah membuat peringatan yang jelas kepada para pemimpin NATO. Bahwa apabila tidak ada sanksi tegas terhadap invasi yang dilakukan Rusia ke negaranya, perang bisa terjadi kapan saja di negara-negara lain.
Piket kemudian tak mau terlalu jauh menanggapi pernyataan Zelensky soal kemungkinan Rusia bakal menyerang anggota NATO.
Lihat Juga :![]() WAWANCARA EKSKLUSIF Dubes di RI: Seluruh Anggota Sepakat Ukraina Masuk Uni Eropa |
"Tapi kami tahu posisi kami, yaitu Eropa yang damai. Kami sudah membangunnya setelah Perang Dunia II, juga Rusia. Kami tahu bagaimana masyarakat kami menderita selama perang," tutur Piket dalam wawancara eksklusif CNN Indonesia di Kedubes Uni Eropa, Jakarta, Kamis (17/3).
"Tak hanya di Eropa, di Rusia juga jutaan orang tewas. Kami pikir, dengan kehadiran Dewan Keamanan PBB setelah perang dunia, perang semacam ini tak akan terjadi lagi. Kami kira, semua sudah belajar dari pengalaman masa lalu," ia menambahkan.
Piket kemudian menilai Rusia telah mengabaikan pelajaran mahal dari Perang Dunia II.
"Kita harus menghadapi itu. Akibatnya, kami sekarang sibuk merevisi kebijakan keamanan dan pertahanan UE. Kami tak pernah membayangkan ini dua bulan lalu. Sekarang, ini menjadi penting di tengah agresi militer Rusia terhadap negara tetangga UE," ucap Piket.
"Ukraina berbatasan dengan lima negara anggota UE jika dihitung dengan perbatasan maritim. Ada kekhawatiran konflik bisa meluas. Rusia juga berbatasan dengan lima negara anggota UE lainnya. Jadi, krisis yang disebabkan Rusia ini membuat UE berpikir kembali terkait pendekatan keamanan dan infrastruktur keamanan, dan bagaimana kami harus bekerja sama sesama anggota UE dalam pertahanan kolektif kami, dan bagaimana kami harus memposisikan diri di luar ancaman," Piket menambahkan.
Lebih lanjut, Piket menegaskan UE akan bekerja sama dengan NATO, menanggapi situasi ini.
"Tapi kami tidak sama dengan NATO. Tidak semua anggota UE adalah anggota NATO. Namun, kerja sama dengan NATO tentu harus ada," kata Piket.