Kisah Ayah AS yang Putus Asa Bawa Pulang Anaknya dari Ukraina

CNN Indonesia
Sabtu, 19 Mar 2022 23:25 WIB
Seorang ayah asal Amerika Serikat menceritakan upayanya untuk membawa pulang sang putra yang berusia 2 tahun dari Ukraina saat negara itu dilanda perang. ( iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang ayah asal Amerika Serikat menceritakan upayanya untuk membawa pulang sang putra yang berusia 2 tahun dari Ukraina saat negara itu dilanda perang.

Cesar Quintana mengatakan bahwa pada Desember lalu, ia pergi ke kedutaan AS di Kyiv untuk memohonkan paspor bagi putranya. Dia pun diberikan paspor dan membeli tiket pesawat untuk pulang ke California bersama anaknya, Alexander.

Namun, saat di tiba bandara, seorang polisi yang mengaku suruhan nenek Alexander mendatanginya. Polisi tersebut memintanya menyerahkan Alexander. Saat itu, Quintana mengatakan polisi tersebut membawa dokumen dalam bahasa Ukraina - yang tak dimengertinya- dan mengancam akan menangkapnya jika dia tidak menyerahkan Alexander.

Alhasil, Quintana tak berhasil membawa Alexander ke California.

Quintana menjelaskan, ia memiliki hak asuh dari pengadilan AS. Hak itu ia dapat karena setahun sebelumnya sang istri menculik Alexander dari rumah mereka di California. Mantan istrinya adalah campuran Amerika-Ukraina.

Di tengah invasi Rusia ke Ukraina saat ini, Quintana yang telah kembali ke AS karena masa visanya habis, mengaku dirinya kehilangan kontak dengan sang anak. Dengan putus asa, dia berkata akan mempertimbangkan untuk pergi ke Mariupol, tempat anak dan mantan istrinya berada.

"Saya bersedia melakukan segalanya dan apa saja," kata Quintana kepada The Associated Press, dikutip pada Sabtu (19/3).

Dia juga mengatakan, terakhir kali ia bicara dengan Alexander yaitu pada 2 Maret lalu. Sejak saat itu, komunikasi di Kota Mariupol terganggu akibat serangan bom Rusia.

Quintana diketahui telah membuat situs web tentang penderitaannya itu. Minggu ini, ia juga melakukan perjalanan ke Washington untuk meminta bantuan kepada anggota Kongres sekaligus meminta izin diplomat Ukraina untuk memasuki negara tersebut.

Saat dimintai keterangan, Departemen Luar Negeri menolak membuka suara. Dalam surat pada 15 Februari yang ditujukan kepada kantor Perwakilan California AS, tertulis bahwa ketika Quintana mencoba membawa putranya kembali ke rumahnya di Orange County pada bulan Desember, dia tidak mendapat persetujuan dari ibu Alexander. Ia juga tidak mendapat izin dari otoritas Ukraina yang mengawasi pertarungan hak asuh di sana.

Kasus-kasus 'penculikan' anak oleh orang tua internasional memang sangat kompleks. Para advokat bahkan mengatakan hanya sedikit anak-anak yang diambil paksa dari negara tempat tinggal mereka yang dikembalikan.

Masalah Quintana ini bahkan lebih rumit. Sebab, kedutaan di Kyiv saat ini ditutup akibat perang dengan Rusia.

Departemen Luar Negeri mengatakan mereka baru bisa membantu warga Amerika dengan layanan konsuler begitu mereka meninggalkan Ukraina dan pergi ke negara lain.

Quintana menyatakan dirinya bersedia melakukan apa saja untuk membawa Alexander ke AS. Bahkan, dia mengatakan bahwa dia memberi tahu Aslanova untuk membantunya dengan pengacara atas kasus DUI-nya bila dia kembali. Dia juga berujar, akan membantu mensponsori ibunya sehingga dia bisa bergabung dengannya di Amerika.

Minggu depan, Quintana bahkan berencana untuk membeli tiket ke Polandia. Dia akan mencoba memasuki Ukraina dari negara tetangga itu.

"Saya tidak begitu yakin apa yang akan saya lakukan, tetapi saya hanya ingin berada di sana dekat jika ada kesempatan baginya untuk meninggalkan negara itu," katanya.

(chs)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK