Resimen Azov, Milisi Ukraina di Mariupol yang Dituduh Rusia Neo-Nazi

CNN Indonesia
Sabtu, 19 Mar 2022 15:45 WIB
Resimen Azov bermarkas di Mariupol ikut bela Ukraina dari agresi Rusia, Vladimir Putin menuduh mereka sebagai teroris dan Neo-Nazi.
Resimen Azov berlatih pertempuran sebelum agresi Rusia di Ukraina. (AFP/SERGEY BOBOK)

Azov disebut-sebut pernah berpartisipasi dalam merebut kembali Mariupol dari separatis pro-Rusia pada musim panas 2014. Lalu pada 2015, Azov secara resmi dimasukkan ke dalam Garda Nasional Ukraina. Fokus kelompok itu pun beralih dari medan perang ke politik.

Pada Januari 2018, Azov memperkenalkan pasukan paramiliter baru yang disebut Milisi Nasional. Pasukan itu dibentuk untuk membersihkan jalan-jalan dari alkohol ilegal, pengedar narkoba, dan tempat perjudian.

Bagi kelompok HAM internasional seperti Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), kehadiran kelompok Azov melanggar hak asasi manusia. OHCHR menyebut kelompok itu melakukan dan mengizinkan pelanggaran hak asasi manusia yang serius termasuk penyiksaan, mengutip dari Radio Free Europe.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keberadaan Azov juga menjadi dalih yang digunakan Rusia untuk perang melawan Ukraina.

Pada 2019, Kongres AS bahkan berupaya untuk menetapkan resimen itu sebagai organisasi teroris namun tidak terjadi.

Umland mengatakan sebuah legenda telah berkembang di sekitar Azov akibat propaganda Rusia. Dia berujar, para pejuang sukarelawan, termasuk Azov, dituduh melakukan penjarahan dan perilaku tidak pantas pada tahun 2014.

"Biasanya, kami menganggap ekstremisme sayap kanan berbahaya, sesuatu yang dapat menyebabkan perang," kata Umland.

Namun di Ukraina, sebaliknya, ujarnya. Perang telah menyebabkan kebangkitan dan transformasi persahabatan marjinal menjadi gerakan politik.

Tetapi pengaruh mereka terhadap masyarakat terlalu dibesar-besarkan, katanya. Bagi kebanyakan orang Ukraina, mereka adalah pejuang yang melawan agresor yang sombong.

(bac/blq/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER