Ukraina Desak Swiss Tindak Oligarki Rusia yang Sokong Perang

CNN Indonesia
Minggu, 20 Mar 2022 05:08 WIB
Menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy oligarki Rusia yang tinggal di Swiss mendukung invasi ke negaranya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. (AFP/JOHANNA GERON)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mendesak Swiss menindak oligarki Rusia yang dia katakan menyokong invasi ke negaranya.

Dalam pidato yang ditujukan kepada ribuan orang di aksi protes antiperang di Bern, Zelenskiy mengucapkan terima kasih atas dukungan Swiss sejak invasi Rusia, namun dia juga mengucap tegas tentang sektor keuangan Swiss.

"Bank Anda adalah tempat uang orang-orang yang melancarkan perang ini. Itu menyakitkan. Itu juga perang melawan kejahatan, bahwa rekening mereka dibekukan. Itu juga akan menjadi perlawanan, dan Anda bisa melakukan ini," kata dia melalui penerjemah seperti disiarkan Reuters, Sabtu (19/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang-orang Ukraina merasakan apa yang terjadi ketika kota-kota dihancurkan. Mereka dihancurkan atas perintah orang-orang yang ada di Eropa, di kota-kota Swiss yang indah, yang menikmati properti di kota Anda. Akan sangat baik jika melucuti mereka dari keistimewaan itu," ucap Zelenskiy lagi.

Swiss adalah negara netral, bukan anggota Uni Eropa, namun sudah menerapkan sanksi terhadap individu dan entitas Rusia, yaitu pembekuan kekayaan mereka di Bank Swiss.

Pemerintah Swiss tidak mengungkap seberapa besar kekayaan yang dibekukan. Namun kekayaan Rusia diperkirakan mencapai US$213 miliar.

Zelenskiy juga mengecam bisnis berbasis di Swiss yang masih tetap beroperasi di Rusia. Dia menyinggung grup Nestle dan mengatakan mereka tidak sesuai slogan 'Makanan yang Baik, Kehidupan yang Baik'.

Juru bicara Nestle yang dimintai komentar atas pernyataan Zelenskiy mengatakan perusahaan sepenuhnya mematuhi semua sanksi dan telah mengurangi operasi di Rusia, termasuk menghentikan semua impor dan ekspor makanan yang tidak penting.

"Melanjutkan suplai barang-barang penting ke warga di Rusia tidak berarti kami terus melakukan bisnis seperti biasa di negara itu," katanya.

(fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER