Ukraina Ogah Manut Ultimatum Rusia Serahkan Kota Mariupol

CNN Indonesia
Senin, 21 Mar 2022 09:46 WIB
Ukraina menolak ultimatum Rusia untuk menyerahkan kota pelabuhan di selatan yang telah dikepung dan menjadi target bombardir Moskow.
Ukraina menolak ultimatum Rusia untuk menyerahkan kota pelabuhan di selatan yang telah dikepung dan menjadi target bombardir Moskow. (Foto: AFP/GENYA SAVILOV)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ukraina menolak ultimatum Rusia untuk menyerahkan Mariupol, kota pelabuhan di selatan negara yang telah dikepung dan dibombardir dalam beberapa hari terakhir.

"Tidak ada pertanyaan atau hal yang patut dipertanyakan soal menyerah dan meletakkan senjata," kata Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, kepada media lokal Pravda, seperti dikutip dari Reuters pada Minggu (20/3).

"Kami telah memberitahukan pihak Rusia terkait hal ini," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Vereshchuk juga mengecam aksi Moskow yang memaksa warga Mariupol dievakuasi ke wilayah Rusia tanpa persetujuan. Menurutnya, pembukaan koridor kemanusiaan hanyalah manipulasi Rusia belaka.

Sebelumnya, Rusia meminta warga Ukraina di Mariupol untuk menyerah, Minggu (20/3).

"Letakkan senjata Anda," kata Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev, direktur Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia, seperti diberitakan Reuters.

"Bencana kemanusiaan yang mengerikan semakin berkembang. Semua orang yang meletakkan senjata dijamin bisa keluar dari Mariupol dengan aman," katanya lagi.

Dalam kesempatan itu, Mizintsev juga menyampaikan koridor kemanusiaan untuk warga sipil bakal dibuka ke arah timur dan barat Mariupol pada pukul 10.00 waktu Moskow, Senin (21/3).

Selain itu, Mizintsev mengklaim pihaknya telah mengevakuasi 59.304 penduduk di kota Mariupol. Ia juga menyebut sebanyak 330.686 warga telah dibawa pergi dari Ukraina sejak invasi dimulai.

Meski pihak Rusia mengklaim mereka melakukan evakuasi, Dewan Kota Mariupol menyatakan Moskow telah memaksa warga di kota itu untuk pergi ke Rusia.

"Dalam sepekan terakhir, beberapa ribu warga Mariupol telah dibawa ke daerah Rusia," demikian pernyataan dari Dewan Kota Mariupol, Sabtu (19/3), seperti dikutip CNN.

"Penjajah secara ilegal membawa orang dari distrik Livoberezhny dan posko perlindungan di gedung klub olahraga, di mana lebih dari seribu orang [kebanyakan perempuan dan anak-anak] bersembunyi akibat pengeboman terus menerus," lanjutnya.

Wali Kota Mariupol, Vadym Boichenko, membandingkan ulah Rusia ini sebagai perlakuan yang terjadi pada zaman Nazi.

"Apa yang penjajah lakukan hari ini mirip seperti generasi tua sebelumnya, yang melihat kejadian mengerikan Perang Dunia II, saat Nazi secara paksa menangkap orang-orang," kata Boichenko dalam pernyataan yang sama.

"Sulit untuk membayangkan bahwa pada abad ke-21, orang-orang masih bisa dibawa secara paksa ke negara lain," tuturnya lagi.

Sementara itu, Mariupol terus dibombardir Rusia sejak invasi dimulai pada 24 Februari lalu. Banyak warga di kota itu berhadapan dengan kekurangan makanan, air, dan listrik.

(pwn/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER