Zelensky Sebut Yerusalem Bisa jadi Opsi Negosiasi Akhiri Invasi

CNN Indonesia
Senin, 21 Mar 2022 18:44 WIB
Foto ilustrasi. Kota Yerusalem. (AHMAD GHARABLI / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan Yerusalem bisa menjadi tempat negosiasi damai untuk mengakhiri perang antara pihaknya dengan Rusia.

Zelensky menyampaikan hal tersebut dalam sebuah video yang dirilis di Telegram pada Minggu (20/3). Ia juga berterima kasih kepada Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett atas usaha dia untuk menengahi konflik di Eropa Timur itu.

"Kami berterima kasih atas setiap upaya ini. Jadi ke depan atau lain waktu, kami bisa memulai pembicaraan dengan Rusia, mungkin di Yerusalem," kata dia dikutip AFP.

Ia kemudian melanjutkan, "Ini (Yerusalem) adalah tempat yang tepat untuk mencari perdamaian, jika memungkinkan."

Bennet telah melakukan panggilan telepon dengan Zelensky dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Ia juga sudah telah menyelenggarakan pertemuan dengan orang nomor satu di Rusia pada 5 Maret lalu di Kremlin.

Bennet juga dilaporkan telah melakukan upaya diplomasi sejak pertama Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.

Ia menekankan Israel punya hubungan diplomatik yang baik dengan Rusia dan Ukraina.

Lihat Juga :

Selama ini, Bennet telah berusaha mempertahankan kerja sama keamanan yang rumit dengan Rusia, yang memiliki pasukan di Suriah, melintasi perbatasan utara Israel.

Zelensky pun menyadari akan hubungan Israel dan Rusia, yang menurutnya punya kepentingan tersendiri.

"Tentu saja, Israel memiliki kepentingan dan strategi pertahanannya sendiri untuk warganya. Kami memahami semua ini," kata Zelensky.

Sebelumnya, Zelensky telah berbicara dengan anggota parlemen Israel melalui tautan video.

"Para propagandis Rusia punya tugas yang berat hari ini. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang presiden negara asing, berbicara melalui rekaman video di Knesset dan kepada seluruh bangsa Israel, presiden Ukraina, yang dituduh melakukan Nazisme di Rusia," kata dia dalam video yang dirilis di Telegram, Minggu (20/3).

Putin menyebut pemerintahan Ukraina saat ini neo-Nazi. Ia lalu menjadikan dalih denazifikasi untuk melancarkan invasi ke negara itu.

Dalam pidatonya, Zelensky mendesak Israel agar menentukan sikap dan tak lagi menjaga netralitas terkhusus soal konflik di Ukraina.

"Kita bisa menengahi antar negara tapi tidak antara yang baik dan yang jahat," kata dia.

Dalam beberapa poin, Zelensky, membandingkan agresi Rusia dengan Holocaust.

Israel telah memberikan bantuan kemanusiaan ke Ukraina, tetapi sejauh ini mengesampingkan pengiriman perangkat keras militer ke negara tersebut.

Sejauh ini, Tel Aviv juga belum menjatuhkan sanksi untuk Rusia. Ia tak mengikuti langkah negara sekutu terdekatnya Amerika Serikat.



(isa/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK