Rangkuman Situasi Terkini Rusia vs Ukraina, Rabu 23 Maret

CNN Indonesia
Rabu, 23 Mar 2022 06:19 WIB
Ratusan kereta bayi Kosong dipajang di jalanan kota sebagai protes simbol bahwa anak-anak ikut tewas akibat Invasi Rusia di Ukraina. (Foto: REUTERS/ROMAN BALUK)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hampir satu bulan sudah invasi Rusia berlangsung di Ukraina. Berbagai dialog pun terus diupayakan antara kedua negara guna mengakhiri peperangan.

Namun, serangkaian dialog yang telah berlangsung masih belum membuahkan hasil. Rusia juga masih terus menggempur sejumlah wilayah di Ukraina terlepas dari anggapan

Berikut rangkuman situasi terkini Rusia vs Ukraina, Rabu (23/3) pagi:

Presiden Ukraina ke Rusia: Ogah Menyerah, Hancurkan Kami Dulu

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan negaranya tidak akan tunduk pada ultimatum Rusia yang mendesak Kyiv menyerahkan sejumlah wilayah.

Zelensky memaparkan jika Rusia ingin permintaannya terpenuhi, maka harus menghancurkan Ukraina terlebih dahulu.

"Ukraina tidak dapat memenuhi ultimatum Rusia. Kami harus dihancurkan terlebih dahulu, lalu ultimatum mereka akan terpenuhi," kata dia mengutip AFP, Selasa (22/3).


Biden Klaim Putin Ketar-ketir Hadapi Perlawanan Sengit Ukraina 

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengonfirmasi Rusia menggunakan rudal hipersonik untuk membombardir Ukraina.

"Dan jika Anda perhatikan, (Rusia) baru saja meluncurkan rudal hipersonik, karena hanya itu yang sudah pasti mereka lakukan," ujar Biden dalam pertempuran Business Roundtable CEO Quarterly pada Senin (21/3).

Biden mengatakan salah satu alasan Presiden Rusia, Vladimir Putin, menggunakan rudal hipersonik di Ukraina karena Moskow dalam keadaan terdesak. Menurutnya, Putin sudah tak memiliki pilihan lain selain menggunakan cara brutal dalam melancarkan invasin karena "operasi militernya" yang sudah berlangsung lebih dari tiga pekan itu belum juga membuahkan hasil signifikan.


Presiden Ukraina Bersikeras Ingin Ketemu Putin Demi Akhiri Perang

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersikeras ingin menggelar pertemuan dalam bentuk apa pun dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Zelensky meyakini satu-satunya cara untuk mengakhiri agresi Rusia ke negaranya yang telah berlangsung lebih dari tiga pekan ini adalah dengan negosiasi dan perundingan dengan Putin.

"Saya percaya tanpa pertemuan ini tidak mungkin sepenuhnya memahami apa yang akan membuat mereka (Rusia) siap menghentikan perang," kata Zelensky saat wawancara dengan media lokal Ukraina, Suspilne, pada Senin (21/3) dikutip AFP.

Ukraina Klaim Berhasil Rebut Kembali Kawasan Barat Kyiv dari Rusia

Pasukan militer Ukraina mengklaim pihaknya telah berhasil merebut kembali kendali atas Makariv, sebuah kawasan perkotaan yang berjarak sekitar 48 kilometer di barat ibu kota negara itu, Kyiv.

Klaim itu diungkapkan angkatan bersenjata Ukraina melalui unggahan Facebook baru-baru ini.

"Bendera negara Ukraina dikibarkan di atas kota Makariv," tulis mereka dilansir dari CNN, Selasa (22/3).


Rusia Pakai Senjata Nuklir Jika Ada Ancaman Eksistensial

Rusia hanya akan menggunakan senjata nuklir jika menghadapi ancaman eksistensial. Hal itu disampaikan Juru Bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov saat diwawancara CNN, Selasa (22/3).

"Jika ada ancaman eksistensial terhadap negara kami, maka bisa digunakan sesuai dengan prinsip kami," kata Peskov.

Sejauh ini, sejumlah pihak khawatir Rusia memakai senjata nuklirnya saat berperang melawan Ukraina. Namun, Peskov tidak menjawab tegas soal kemungkinan penggunaan senjata nuklir untuk perang melawan Ukrainaatau negara-negara Barat.

(rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK