Perusahaan mobil asal Prancis, Renault berniat menangguhkan operasi pabriknya di Moskow, Rusia. Penangguhan segera dilakukan setelah Ukraina sempat mengajak dunia memboikot Renault.
Sebelumnya, Ukraina mengajak negara lain memboikot Renault yang enggan meninggalkan Rusia.
Mengutip AFP, Renault langsung merespons sikap Ukraina tersebut. Bahkan Renault juga tidak menutup kemungkinan untuk menurunkan prospek keuangan 2022 perusahaan AvtoVAZ yang merupakan rekanan di Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengajak negara-negara di dunia memboikot produk perusahaan mobil asal Prancis, Renault lantaran menolak untuk meninggalkan pasar Rusia.
Dia menyesalkan hal tersebut. Padahal, Rusia jelas telah mengancam kedaulatan negaranya dan telah dikecam oleh berbagai negara termasuk Prancis.
"Renault menolak menarik diri dari Rusia. Saya meminta pelanggan dan bisnis di seluruh dunia untuk memboikot Grup Renault," tutur Kuleba mengutip AFP, Rabu (23/3).
Sejumlah perusahaan multinasional telah meninggalkan Rusia sebagai aksi protes terhadap invasi ke Ukraina.
Beberapa perusahaan itu di antaranya Deutsche Bank, JPMorgan Chase, Amex, Visa, Mastercard, hingga Western Union. Kemudian McDonald's, Starbucks, Apple, BP, ExxonMobil dan seterusnya.
Saat ini, Eropa dan Amerika Serikat kini juga tengah menyiapkan sanksi baru terhadap Rusia. Pembahasan dilakukan di Brussels, Belgia.
Sanksi bakal menyasar elite politik terutama yang terlibat dalam perang serta memiliki hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Rencananya akan diumumkan pada Kamis mendatang (24/3).
(afp/bmw)