Tangan kanan Presiden Rusia, Vladimir Putin, Anatoly Chubais, mundur dari posisinya sebagai perwakilan lobi-lobi internasional.
Keputusan itu diambil ketika Rusia terus dihujani sanksi ekonomi dan boikot oleh komunitas internasional setelah hampir sebulan menginvasi Ukraina.
Chubais bahkan dikabarkan langsung meninggalkan Rusia setelah menyatakan mengundurkan diri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Laporan Bloomberg menuturkan Chubais mundur lantaran posisinya yang menentang keputusan Putin menginvasi Ukraina.
Kabar pengunduran diri Chubais pun menjadi angin segar bagi negara Barat yang hingga saat ini kelimpungan mencari cara menjinakkan Rusia agar berhenti menggempur Ukraina.
Meski begitu, seorang pejabat negara Barat menganggap pengunduran diri Chubais tak lantas menggoyahkan cengkraman kuat Putin di pucuk kekuasaan.
"Pengunduran diri Chubais adalah pernyataan penting. Dia relatif menjadi pejabat tinggi pertama yang mungkin mengambil langkah seperti itu," paparnya kepada Reuters.
"Saya pikir ini menggembirakan bahwa anggota senior dari oligarki pemerintah Rusia melakukan hal ini. Tapi ini tidak membuat saya menyimpulkan bahwa ini menggoyahkan kekuasaan Putin dan rezimnya, mengingat ia (Putin) dan orang-orang dekatnya di pusat kekuasaan adalah rezim tangan besi," ucapnya menambahkan seperti dikutip Reuters.
Lantas sepenting apakah posisi Chubais yang digadang-gadang menjadi salah satu orang dekat di lingkaran Putin?
Chubais merupakan mantan kepala staf Kepresidenan Rusia era Boris Yeltsin sebelum Putin berkuasa. Ia menjadi arsitek utama reformasi ekonomi Rusia saat Uni Soviet runtuh.
Chubais menjadi sosok berjasa bagi Putin lantaran ia yang merekomendasikannya menjadi wakil Kepala Staf Kepresidenan RUsia pada 1997. Beberapa tahun kemudian Putin berhasil melebarkan namanya hingga menjadi perdana menteri Rusia hingga sekarang presiden Rusia.
Chubais ditunjuk untuk memegang wewenang dalam misi pembangunan berkelanjutan pada 2020 setelah mundur dari jabatannya sebagai pemimpin perusahaan teknologi RUSNANO yang dia jalani sejak 2008.
Chubais memang bukan pejabat yang sangat berpengaruh di Rusia, pun tak memiliki urusan dan kewenangan dalam isu keamanan nasional.
Meski begitu, pengunduran dirinya tetap menjadi berita utama lantaran sebagian besar orang Rusia mengenal sosoknya akibat kinerjanya yang berhasil membangkitkan ekonomi negeri beruang merah pasca keruntuhan Soviet.
Selama bertahun-tahun di pemerintahan, Chubais memantapkan dirinya sebagai politikus yang sempurna yang berhasil mempertahankan peran dan jabatan tinggi di pemerintahan Rusia.
Namun sejak invasi Rusia ke Ukraina berlangsung bulan lalu, Chubais mulai menunjukkan tanda-tanda ketidakpuasan atas sang presiden. Ia bahkan mengunggah gambar politikus oposisi Rusia yang terbunuh, Boris Nemtsov dan ekonom liberal Yegor Gaidar, yang telah memperingatkan bahaya ambisi kekaisaran di bawah Putin.
"Dalam argumen kami tentang masa depan Rusia, saya tidak selalu setuju dengannya (putin)," tulis Chubais seperti dikutip The Guardian.
"Tetapi tampaknya Gaidar memahami risiko strategis lebih baik daripada saya, dan saya salah."
Sangat sedikit pejabat Kremlin saat ini atau mantan pejabat Rusia yang berbicara lantang menentang keputusan Putin menginvasi Ukraina.