AS: Rusia Jadi Beban China Akibat Invasi ke Ukraina

CNN Indonesia
Jumat, 25 Mar 2022 12:12 WIB
Pejabat Amerika menganggap sejak invasi ke Ukraina berlangsung, Rusia lebih menjadi beban bagi China dibandingkan sebagai sekutu.
Pejabat Amerika menganggap sejak invasi ke Ukraina berlangsung, Rusia lebih menjadi beban bagi China dibandingkan sebagai sekutu. (Foto: AP/Alexander Zemlianichenko)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Amerika Serikat mengatakan invasi Rusia ke Ukraina telah membuat China ikut terseret dalam konflik tersebut.

Pasalnya, China merupakan sekutu dekat Rusia. Sejak agresi Rusia ke Ukraina berlangsung, negara Barat pun mendesak China bisa berbuat lebih banyak guna menyetop ambisi Moskow.

Pejabat Pentagon pun menganggap kini Rusia menjadi beban China daripada sebagai sekutu Beijing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya berpikir ada tingkat tertentu yang dilakukan [Presiden Rusia Vladimir] Putin yang membuat Rusia lebih menjadi beban strategis untuk Beijing saat ini dibandingkan enam pekan lalu atau enam bulan lalu [sebelum invasi ke Ukraina berlangsung]," kata Wakil Menteri Pertahanan Amerika Serikat untuk bidang Kebijakan, Colin Kahl, Kamis (24/3), sebagaimana dilansir Reuters.

Pada Februari lalu, China dan Rusia mendeklarasikan kemitraan 'tanpa batas' yang saling mendukung satu sama lain dalam merespons situasi di Ukraina dan Taiwan. Keduanya juga berjanji bakal bekerja sama untuk melawan Barat.

Presiden China Xi Jinping bahkan terang-terangan mendukung Putin dan menegaskan bahwa Amerika Serikat dan NATO harus serius mendengar keluhan Rusia soal jaminan keamanan.

Senada dengan Putin, Xi menganggap NATO harus berhenti memperluas ekspansinya di Eropa Timur. Itu menjadi salah satu keluhan Rusia beberapa bulan sebelum invasi ke Ukraina berlangsung.

Meski demikian, China berupaya bersikap diplomatis dalam merespons invasi Rusia ke Ukraina. China tak mengecam invasi Rusia, namun berulang kali menegaskan Beijing ingin Rusia dan Ukraina menyelesaikan konflik melalui dialog serta menghentikan peperangan.

Selain itu, China juga bersikap abu-abu soal polemik Rusia di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang diselenggarakan di Indonesia.

Beberapa waktu lalu, China sempat menyuarakan dukungannya kepada Rusia untuk hadir di acara tersebut.

"Tidak ada anggota yang memiliki hak untuk memberhentikan negara lain sebagai anggota. G20 harus menerapkan multilateralisme yang nyata, memperkuat persatuan dan kerja sama," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, dalam jumpa pers, Rabu (23/3), dikutip dari Reuters.

Wang juga menyampaikan Rusia merupakan anggota penting G20.

Tak hanya itu, China juga mendukung tuduhan Rusia yang menyatakan bahwa AS telah mengembangkan senjata biologis di Ukraina

"Operasi militer Rusia yang mengungkap rahasia tentang laboratorium AS di Ukraina bukan lah sesuatu yang bisa diabaikan dengan mengatakan itu disebut propaganda dan kekonyolan," kata Jubir Kemlu China lain, Zhao Lijian.

(pwn/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER