Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengutuk serangan kelompok pemberontak Yaman, Houthi, ke fasilitas penyimpanan minyak Saudi Aramco di Jeddah, Arab Saudi pada Jumat (25/3) sore lalu.
"Sekretaris Jenderal PBB [Antonio Guterres] sangat mengutuk eskalasi konflik baru-baru ini," ujar Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, dalam sebuah pernyataan, mengutip AFP.
Sebagaimana diketahui, serangan tersebut mengakibatkan dua tangki penyimpanan minyak terbakar. Kementerian Energi Saudi menekankan bahwa pihaknya tidak akan bertanggung jawab atas gangguan pasokan minyak global akibat serangan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian juga menyalahkan Iran karena terus mempersenjatai Houthi dengan rudal balistik dan drone canggih. Serangan semacam ini, sebut mereka, akan berdampak pada kapasitas produksi kerajaan dan kemampuannya untuk memenuhi kewajibannya ke pasar global.
Sebagai tanggapan, koalisi pimpinan Saudi meluncurkan serangan udara ke ibu kota Sanaa dan kota pelabuhan Hodeidah di Yaman, yang menjadi titik utama masuknya bantuan kemanusiaan pada Sabtu (26/3) pagi. PBB menyebutkan, serangan ini menewaskan delapan warga sipil.
Baku tembak terjadi menjelang peringatan tujuh tahun intervensi militer koalisi pimpinan Saudi untuk mendukung pemerintah Yaman melawan Houthi yang didukung Iran.
Sebelumnya, pada Sabtu, pemberontak Houthi mengumumkan gencatan senjata tiga hari. Namun, tak ada tanggapan langsung dari Arab Saudi.
Dujarric mengatakan bahwa PBB menyerukan kepada semua pihak untuk melakukan 'pengekangan maksimum' dan segerai mencapai penyelesaian untuk mengakhiri konflik.
Pernyataan itu juga mengecam tindakan balasan Saudi yang menghancurkan kapal-kapal bermuatan bahan peledak di Yaman, karena merusak kompleks perumahan staf PBB di Sanaa.
(asr)