Perudingan lanjutan antara Rusia dan Ukraina kembali digelar demi mengakhiri peperangan yang telah berlangsung lebih dari sebulan.
Dialog kali ini digelar antara delegasi Ukraina-Rusia di Istanbil, Turki, Selasa (29/3).
Terlepas dari rasa optimisme banyak pihak soal prediksi progres dialog kali ini, pertemuan delegasi Ukraina-Rusia justru dimulai dengan suasana dingin dan kaku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertemuan dimulai dengan sambutan dingin dan tidak ada jabat tangan," bunyi laporan stasiun televisi Ukraina seperti dikutip Reuters.
Penasihat Kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak, mengatakan dialog hari ini akan fokus merundingkan "ketentuan mendasar dari proses negosiasi."
"Delegasi bekerja secara paralel pada seluruh spektrum masalah yang diperdebatkan," ucap Podolyak di akun Twitternya sebelum menghadiri pertemuan.
Podolyak merupakan ketua delegasi Ukraina dalam pertemuan itu. Sementara itu, dikutip CNN, Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Alexander Fomin, menjadi ketua delegasi negeri beruang merah.
Miliarder Roman Abramovich, salah satu oligarki Rusia yang turut terseret sanksi Barat terkait invasi Moskow ke Ukraina, dikabarkan turut menghadiri perundingan hari ini di Istanbul.
Tiga sumber menuturkan Abramovich menjadi sosok utama mediator pembicaraan damai Rusia-Ukraina. Namun, saat ini, proses perundingan telah dialihkan kepada delegasi masing-masing.
Sementara itu, sebagai tuan rumah, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan turut buka suara soal dialog antara Rusia-Ukraina hari ini di Istanbul.
Erdogan percaya setiap progres akan membuka jalan bagi upaya perdamaian bahkan pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Menurutnya, waktunya telah tiba bagi Ukraina dan Rusia mencapai hasil dialog yang nyata.
Dalam pidato yang disiarkan televisi menjelang pertemuan delegasi Ukraina-Rusia, Erdogan menyerukan gencatan senjata antara kedua belah pihak.
"Terserah pihak-pihak untuk menghentikan tragedi ini. Mencapai gencatan senjata dan perdamaian sesegera mungkin adalah untuk kepentingan semua orang. Kami pikir kami sekarang telah memasuki periode di mana hasil nyata diperlukan dari pembicaraan," kata Erdogan.
"Proses negosiasi, yang telah Anda lakukan di bawah perintah para pemimpin Anda, telah meningkatkan harapan untuk perdamaian."