Militer Rusia Masih Duduki Chernobyl, Evakuasi Warga di Mariupol Gagal

CNN Indonesia
Sabtu, 02 Apr 2022 16:16 WIB
Ilustrasi. Kawasan Chernobyl masih diduduki pasukan Rusia. (Foto: REUTERS/GLEB GARANICH)
Jakarta, CNN Indonesia --

Militer Rusia masih berada di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl, Ukraina, pada Jumat (1/4).

"Orang-orang Rusia terlihat di zona eksklusif Chernobyl pagi ini," kata Kepala Zona Eksklusif Chernobyl Yevhen Kramarenko, dikutip dari Reuters, tanpa menjelaskan lebih lanjut apa yang dilakukan pasukan Rusia itu.

Sebelumnya, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan bahwa beberapa unit pasukan Rusia telah ditarik dari distrik Chernobyl ke permukiman di Belarusia.

Hingga saat ini, belum ada komentar langsung dari pihak berwenang Rusia tentang penarikan pasukan yang dilaporkan dari pembangkit Chernobyl.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk membenahi wilayah yang berisiko paparan radiasi tingkat tinggi itu.

"Rusia berperilaku tidak bertanggung jawab di Chernobyl, mulai dari tidak mengizinkan personel stasiun untuk melakukan fungsinya hingga menggali parit di daerah yang terkontaminasi zat nuklir berbahaya," kata Kuleba.

Energoatom, perusahaan pelat merah Ukraina yang meninggalkan lokasi PLTN itu setelah invasi pada 24 Februari, menyebut pasukan Rusia membangun benteng dan parit di Hutan Merah. Hutan tersebut diketahui menjadi bagian yang paling terkontaminasi radioaktif dari zona di sekitar Chernobyl.

Staf pabrik Ukraina terus mengawasi penyimpanan bahan bakar nuklir bekas di Chernobyl saat diduduki oleh pasukan Rusia. Selain itu, mereka tetap mengawasi sisa-sisa reaktor yang terbungkus beton yang pernah meledak pada 1986.

Sebagai informasi, zona eksklusi Chernobyl ditetapkan sebagai daerah dengan tingkat radiasi nuklir yang tinggi setelah sebuah reaktor nuklir meledak di sebuah pembangkit pada April 1986.

Terpisah, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) gagal mengevakuasi ribuan warga warga sipil di Mariupol, Ukraina, yang terkepung di pelabuhan dengan menggunakan 54 bus dan kendaraan pribadi, Jumat (1/4).

Pasukan Rusia diketahui tengah berkumpul di wilayah tenggara Ukraina menuju Mariupol.

"Hari ini, tim kami mencoba untuk memfasilitasi masyarakat keluar dari Mariupol. Namun kami harus kembali ke Zaporizhzhia karena kondisi yang tidak memungkinkan. Kami akan mencoba lagi besok," tulis ICRC Ukraina dalam unggahan di Twitter.

Rusia dan Ukraina telah menyetujui koridor kemanusiaan selama perang dengan memfasilitasi evakuasi ribuan warga sipil. ICRC mengatakan operasi di Mariupol telah disetujui oleh kedua belah pihak, namun bantuan logistik masih dalam pengerjaan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan pasukan Rusia telah bergerak menuju kota Donbas dan kota Kharkiv di timur laut Ukraina.

"Saya berharap masih ada solusi untuk situasi di Mariupol. Seluruh dunia harus bereaksi terhadap bencana kemanusiaan ini," kata Zelensky, dikutip dari Reuters.

Di lain sisi, Rusia membantah menargetkan warga sipil dalam invasi yang dimulai pada 24 Februari lalu. Pada pembicaraan damai minggu ini, Rusia mengatakan upaya perangnya sekarang akan fokus pada Donbas, di mana ia telah mendukung separatis memerangi pasukan Ukraina sejak 2014.

(fqh/arh)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK