Menteri Keuangan Sri Lanka, Ali Sabry, mengundurkan diri pada Selasa (5/4), hanya berselang sehari setelah dilantik di tengah krisis ekonomi yang mendera negara itu.
"Dengan ini, saya menyerahkan pengunduran diri saya dari jabatan menteri keuangan," kata Sabry dalam surat kepada Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, seperti dilansir Reuters.
Sabry mengatakan bahwa ia harus mengambil keputusan untuk mengundurkan diri demi kepentingan negaranya sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menyesali ketidaknyamanan yang saya timbulkan. Saya yakin saya selalu bertindak demi yang terbaik untuk negara ini," ujar Sabry dalam pernyataan yang dikutip AFP.
Ia kemudian menyatakan, Sri Lanka membutuhkan "langkah baru, proaktif, dan tak biasa" untuk menanggulangi masalah yang membebani negara tersebut.
Sabry mengundurkan diri hanya berselang sehari setelah ia dilantik pada Senin (4/4) untuk mengisi posisi menteri keuangan yang kosong sejak Minggu (3/4).
Pada Ahad, puluhan kursi menteri Sri Lanka kosong karena 26 pejabat mengundurkan diri akibat krisis ekonomi.
Mereka mengundurkan diri ketika Sri Lanka tercekik krisis ekonomi yang memicu kekurangan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya.
Kondisi ini disebut-sebut sebagai krisis ekonomi terparah yang pernah menjerat Sri Lanka sejak negara itu merdeka dari Inggris pada 1948.
Lihat Juga : |
Akibat krisis ini, aksi demonstrasi ricuh pecah di berbagai penjuru Sri Lanka. Para pengunjuk rasa menghancurkan tembok pembatas, melempar batu ke arah polisi, hingga membakar bus.
Mereka menuding pemerintah tak becus mengurus masalah ekonomi. Senada dengan para demonstran, pakar ekonomi juga menganggap krisis ini terjadi akibat pemerintah yang tak kompeten.
(has)