Rusia Klaim Ukraina Ajukan Tuntutan Baru yang Tak Bisa Diterima

CNN Indonesia
Jumat, 08 Apr 2022 01:48 WIB
Menlu Rusia mengklaim Ukraina telah mengajukan rancangan kesepakatan damai baru berisi elemen
Jakarta, CNN Indonesia --

Rusia mengklaim Ukraina telah mengajukan rancangan kesepakatan damai baru berisi elemen yang "tidak dapat diterima".

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan Ukraina memberi draf itu pada Rabu (6/4). Ia menganggap tuntutan baru Ukraina itu menyimpang dari kesepakatan terakhir kedua belah pihak.

"Ketidakmampuan bersepakat sekali lagi menyoroti niat sebenarnya Kyiv, posisinya yang cenderung bahkan merusak pembicaraan dengan menjauh dari kesepahaman yang dicapai," kata Lavrov seperti dikutip Reuters.

Meski begitu, Lavrov tak merinci tuntutan dan rancangan baru yang diajukan Ukraina tersebut.

Rusia, lanjut dia, tetap ingin melanjutkan pembicaraan dan mengamankan tuntutannya sendiri, terlepas dari semua hal yang dinilai Moskow sebagai provokasi.

"Delegasi Rusia akan melanjutkan proses negosiasi, mendesak rancangan perjanjian kami sendiri yang secara jelas dan lengkap menguraikan posisi dan persyaratan awal dan kunci kami. [Proposal Kyiv] tak bisa diterima," jelas dia.

Sementara itu, Penasihat Kepresidenan Ukraina sekaligus ketua negosiator, Mykhailo Podolyak, menepis klaim Lavrov tersebut.

Podolyak mengatakan kepada Reuters dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa Lavrov tidak terlibat langsung dalam negosiasi dan pernyataannya "sangat sarat propaganda".

Podolyak mengatakan Moskow ingin mengalihkan perhatian dari peristiwa di kota Bucha, di mana Ukraina menuduh pasukan Rusia membunuh ratusan warga sipil.

Sejak awal invasi, Rusia tak henti menggempur Ukraina. Kota-kota di negara ini bak kepulan asap akibat keseringan digempur rudal atau tembakan.

Berbagai upaya damai sudah ditempuh. Kedua negara ini juga tercatat sudah berulang kali menggelar negosiasi, namun tak ada hasil yang signifikan terutama soal gencatan senjata.

Terlepas dari rentetan dialog, Rusia tetap menggempur Ukraina dan bahkan diyakini sejumlah pengamat Moskow tengah menyiapkan gempuran baru di timur negara eks Soviet itu.

(isa/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK