Setidaknya 11 orang tewas dan belasan lainnya terluka akibat longsor di Kota Abriaqui, Antioquia, Kolombia, Kamis (7/4).
Badan Manajemen Risiko Antioquia, Dagran, mengatakan, beberapa orang masih hilang akibat longsor. Longsor ini terjadi karena hujan lebat yang mengguyur daerah itu.
Kebanyakan korban dipercaya adalah penambang. Mereka bekerja di tambang emas tak resmi di dekat lokasi longsor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, pihak berwenang tengah mengerahkan tim SAR ke lokasi kejadian.
"Situasi ini, sekali lagi, membuat kita semua sedih. Senin lalu, kami menekankan situasi ini akan kembali muncul, dan kita tidak bisa menghindarinya karena itu adalah fenomena alam, tetapi kita bisa menghindari hilangnya nyawa," ujar Direktur Dagran, Jaime Gomez.
"Kita menghadapi musim hujan, sehingga orang yang tinggal dan beraktivitas di tepi sungai tidak boleh berada di wilayah itu. Manajemen risiko merupakan tanggung jawab seluruh orang Kolombia, dan itu bergantung kepada kita, untuk melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga kehidupan," lanjutnya seperti dikutip CNN.
Sementara itu, Gubernur Antioquia, Anibal Gaviria, dalam Twitter-nya mengatakan bakal bertemu dengan kabinet dan berkunjung ke Abriaqui.
Presiden Kolombia, Ivan Duque, turut menunjukkan belasungkawa kepada keluarga korban pada Kamis (7/4).
"Kami menyediakan bantuan yang diperlukan untuk korban dari tragedi yang disebabkan oleh hujan lebat selama beberapa jam terakhir. Kami akan terus memantau situasi ini," tutur Duque.
Kolombia merupakan negara yang sering tertimpa bencana tanah longsor. Negara itu kerap dilanda hujan lebat dan di satu sisi mayoritas bangunannya memiliki konstruksi yang buruk.
Pada Februari lalu, sebanyak 15 orang tewas dan 35 lainnya terluka akibat tanah longsor di Pereira, Kolombia.
Setidaknya ada 254 orang terbunuh karena longsor di Mocoa, Kolombia, pada 2017.