ANALISIS

Membaca Gelagat RI di tengah Desakan Barat Boikot Putin di G20

Anisa Anggriaeni | CNN Indonesia
Senin, 11 Apr 2022 09:49 WIB
Sejumlah pihak mendesak Indonesia lebih tegas dan lugas merespons desakan Barat untuk mengucilkan Rusia di forum G20. Apakah diplomasi RI gagal?
Indonesia memilih abstain dalam resolusi PBB untuk menangguhkan status keanggotaan Rusia di Dewan HAM. (Foto: AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presidensi Indonesia di forum negara kelompok 20 atau G20 menjadi sorotan di tengah invasi Rusia ke Ukraina.

Sejak Presiden Vladimir Putin melancarkan "operasi militer" ke Ukraina, banyak negara terutama Amerika Serikat dan sekutu mengutuk keras invasi Rusia serta menjatuhkan serangkaian sanksi hingga boikot guna mengisolasi negeri beruang merah.

Negara Barat pun kelimpungan mencari cara agar Rusia menghentikan agresinya ke Ukraina yang sudah berlangsung 1,5 bulan dan belum menunjukkan akan mereda. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tekanan terhadap Rusia pun meluas dari sanksi ekonomi, embargo di berbagai sektor, dan kini Barat berupaya mengucilkan Moskow dari berbagai lembaga dan forum internasional, termasuk G20.

Amerika Cs telah mendesak Rusia ditendang dari keanggotaan G20. Alih-alih menciut, Rusia malah menyatakan sang presiden, Putin, akan hadir di pertemuan puncak G20 di Bali pada akhir Oktober mendatang.

Karena G20 tahun ini dipimpin oleh Indonesia, negara Barat sudah mewanti-wanti Indonesia soal keberatan jika Rusia masih diundang dalam rangkaian pertemuan forum tersebut. 

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, bahkan blak-blakan tak mau satu ruangan dengan Putin di KTT G20 nanti. AS juga mengancam tak akan hadir di G20 jika masih ada delegasi Rusia di forum tersebut.

Terlepas dari desakan Barat untuk mengucilkan Rusia di G20, Indonesia belum mengambil keputusan soal kehadiran delegasi negeri beruang merah, terlebih Putin, di G20.

Pekan lalu, juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika sekaligus tim jubir pemerintah untuk G20, Dedy Permadi, mengatakan Indonesia perlu hati-hati menyikapi konflik Rusia vs Ukraina sebagai ketua kelompok itu.

Meski begitu, Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Program Prioritas, Dian Triansyah Djani, pada Maret lalu mengatakan Indonesia sejauh ini akan tetap mengundang seluruh anggota G20, termasuk Rusia, sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab ketua forum.

Merespons sikap Barat yang tampak kecewa, Anggota DPR Komisi I fraksi Partai Demokrat, Rizki Natakusumah, menilai diplomasi Indonesia telah gagal menyikapi konflik Rusia vs Ukraina sebagai Presiden G20.

"Ada failure of diplomacy (Kegagalan diplomasi) dari negara kita yang belum dapat meyakinkan (negara anggota). Nggak usah ngomong juga orang sudah tahu Rusia vs Ukraina. Banyak hal lain yang menjadi awal sebuah dialog," kata Rizki dalam diskusi yang berlangsung di Cikini pada Selasa (5/4) lalu.

Ia kemudian menyentil Kementerian Luar Negeri yang seharusnya bisa lebih proaktif dalam menyuarakan pesan-pesan perdamaian dan menggalakkan diplomasi.

Apakah diplomasi Indonesia benar-benar gagal merespons konflik Rusia vs Ukraina?

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

 

[Gambas:Video CNN]



Apakah Diplomasi RI Gagal?

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER