Lockdown ketat berkepanjangan di Shanghai membuat warga China frustrasi. Di tengah kekalutan itu, warga pun terpecah belah.
Perpecahan itu terlihat di antara kelompok masyarakat muda dan tua. Warga lokal juga menolak kehadiran warga luar dan orang yang positif, bahkan negatif Covid-19.
Konflik warga ini terjadi ketika Shanghai sedang lockdown akibat lonjakan infeksi virus corona. Beberapa daerah sudah dikunci selama empat pekan dan membuat warga frustrasi, hingga akhirnya memicu konflik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam satu kasus, seorang perempuan dibawa ke pusat karantina meski ia mendapatkan hasil negatif Covid. Perempuan itu menuduh tetangganya melaporkan dia ke pihak berwenang.
Selain itu, seorang perempuan Amerika Serikat mengaku sempat akan dibawa ke pusat karantina karena mendapatkan hasil positif, padahal tes yang ia lakukan di rumah menunjukkan hasil negatif.
"Dalam obrolan grup, mereka mengatakan sesuatu seperti 'Oh, apakah pasien positif masih di sini. Apakah warga positif masih di sini?" kata perempuan tersebut kepada Reuters.
Warga asing lain, Alexy, juga mendapatkan tindakan tak nyaman. Tetangga Alexy mencurigai dirinya positif Covid-19 karena hasil tes pria itu tak bisa dipublikasikan ke aplikasi kesehatan.
Manajemen gedung Alexy pun mencoba mencegah pengiriman makanan untuk keluarganya kecuali bila mereka menunjukkan hasil tes kepada warga. Beberapa warga menilai aturan ini melanggar privasi.
"Mereka tak memiliki panduan dan layanan CDC [Pusat Pengendalian Penyakit] kewalahan," ujarnya.
"Mereka merasa bertanggung jawab atas misi terpenting di hidupnya, bisa bersikap sebagai dokter, polisi, dan hakim di waktu yang sama."
Seorang warga asing lain yang mendapatkan hasil positif Covid-19 mengaku sempat dikunci di apartemennya. Beberapa tetangga mengusirnya dari grup pesanan grosir dan memintanya meminta maaf secara formal.
Salah satu tetangga mengejeknya sebagai "sampah asing." Sementara itu, tetangga lain menyebarkan rumor terkait kesehatan mentalnya.
"Saya melihat tangkapan layar mereka [tetangganya] yang meminta warga untuk terus mendesak saya pergi," ceritanya.
Warga lanjut usia juga menyerukan pengusiran pasien Covid-19. Baca di halaman berikutnya >>>