Krisis Sri Lanka: RS Operasi Disinari Ponsel, Pakai Ulang Kateter

CNN Indonesia
Selasa, 19 Apr 2022 02:55 WIB
Krisis membuat sejumlah rumah sakit di Sri Lanka terpaksa menjalankan operasi dengan pencahayaan ponsel dan menggunakan kembali kateter ke pasien baru.
Ilustrasi operasi. (Istockphoto/loonger)
Jakarta, CNN Indonesia --

Krisis yang kian mencekik membuat sejumlah rumah sakit di Sri Lanka terpaksa menjalankan operasi dengan pencahayaan dari lampu ponsel dan menggunakan kembali kateter ke pasien baru.

Seorang ahli bedah di layanan intensif sebuah rumah sakit di Sri Lanka mengaku terpaksa menggunakan kateter kembali kateter yang sudah terpakai.

"Saya tahu saya membahayakan hidup pasien selanjutnya. Saya merasa tak berdaya dan putus asa," katanya kepada CNN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga mengaku bingung karena harus lebih banyak menghabiskan waktu untuk membersihkan peralatan agar bisa digunakan ulang ketimbang melakukan tindakan medis.

"Ini melawan seluruh materi yang telah diajarkan kepada kami," ucapnya.

Selain itu, ia dan beberapa dokter lainnya juga harus berhadapan dengan berbagai masalah teknis lainnya, seperti pemadaman listrik ketika sedang melakukan operasi.

Akibatnya, mereka harus mengoperasi pasien menggunakan cahaya ponsel yang dipegangi pekerja medis lain hingga akhirnya generator menyala.

"Meski memiliki setidaknya dua ponsel dinyalakan, tidak mudah untuk melakukan prosedur dan penjahitan dengan cahaya seperti itu," tutur sumber itu.

Ia pun tak yakin setengah pasien di unit perawatan intensif tempatnya bekerja bakal tetap hidup dalam beberapa pekan ke depan atau tidak jika kekurangan obat terus terjadi.

Sementara itu, seorang dokter dari rumah sakit pemerintah di Kota Kandy mengaku unit perawatan intensif di tempat ia bekerja kekurangan obat bius. Ia khawatir pasien harus menjalani operasi tanpa bius.

Selain itu, ia mengaku juga diperintahkan untuk menggunakan ulang kateter dan selang. Ia tahu penggunaan ulang kateter bisa berdampak buruk bagi pasien, tetapi ia mengaku tak punya pilihan lain.

"Kami harus mengambil keputusan sulit beberapa hari ini, khususnya di unit perawatan intensif, seperti siapa yang bisa hidup dan siapa yang tidak," ucapnya.

Tak hanya kesaksian dokter, surat yang dirilis Asosiasi Medis Sri Lanka (SLMA) mengungkapkan, seluruh rumah sakit melaporkan kekurangan akses akan obat-obatan darurat dan perlengkapan medis.

Asosiasi itu juga mengungkapkan, beberapa rumah sakit diperintahkan menghentikan operasi dan tes laboratorium mereka karena suplai anestesi dan reagen yang semakin tipis.

[Gambas:Video CNN]

Krisis di Sri Lanka juga menyebabkan warga sulit mendapatkan produk esensial, seperti susu dan gas untuk memasak.

Para pakar meyakini, krisis ini terjadi karena pemerintahan Presiden Gotabaya Rajapaksa tak becus mengurus perekonomian Sri Lanka.

Krisis ini menyebabkan warga berdemo menyerukan agar Rajapaksa turun. Namun, Rajapaksa menolak menyerahkan kekuasaannya.

[Gambas:Video CNN]

(pwn/has)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER