Serangan Rusia ke wilayah kota pesisir Laut Hitam, Odessa, Ukraina, pada Sabtu (23/4) memakan korban jiwa sipil.
Mengutip dari AFP, Pemerintah Ukraina di Kyiv menyatakan dalam gempuran Rusia ke Odessa tersebut setidaknya ada lima tewas, di mana salah satunya adalah bayi. Selain itu, ada belasan yang mengalami luka-luka.
Kyiv menyatakan jumlah korban mungkin masih akan meningkat kembali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lima warga Ukraina terbunuh, dan 18 terluka," ujar Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, "Seorang bayi tiga bulan menjadi salah satu korban tewas."
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengecam serangan Rusia ke Odessa itu sebagai sebuah teror.
Selain itu, dikatakan sistem pertahanan armada udara Ukraina berhasil mengintersepsi dua rudal Rusia, TU-95 yang ditembakkan dari Laut Kaspia. Namun, empat di rudal lain gagal diintersepsi dan menghantam kota.
Odessa adalah sebuah kota di Ukraina yang penduduknya umumnya berbahasa dan lekat dengan budaya Rusia. Kota itu menjadi salah satu target Rusia saat menginvasi Ukraina lebih dari sebulan lalu.
Sementara itu, Kemenhan Rusia menyatakan pasukan pihaknya berhasil menembakkan sebuah rudal ke gudang di dekat Odessa--yang diduga menjadi tempat penyimpanan senjata dari Ameriksa Serikat dan Eropa.
Mengutip dari CNN, prose evakuasi warga sipil dari kota pelabuhan Mariuopo di Ukraina tenggara telah 'digagalkan' milier Rusia.
"Sekitar 200 warga Mariupol akan pergi, tetapi ketika mereka tiba di tempat berkumpul, militer [Rusia] menyuruh mereka untuk membubarkan diri karena 'akan ada penembakan sekarang'," demikian mengutip dari akun Twitter parlemen Ukraina.