Jakarta, CNN Indonesia --
Komandan pasukan Chechen pro-Ukraina, Sheikh Mansur, mengatakan pemimpin Chechen, Ramzan Kadyrov, pengkhianat yang dibeli Presiden Rusia, Vladimir Putin.
"Sayangnya, Kadyrov adalah pengkhianat. Tentu jika Anda bertanya kepada kami soal itu, kami tak akan pernah mengizinkan orang seperti Kadyrov mewakili Chechen," kata Mansur dalam sebuah wawancara seperti dikutip Al Arabiya pada Rabu (27/4).
Mansur merupakan komandan Batalion Sheikh Mansur, salah satu pasukan Islam yang membela Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Mansur mengatakan, bahwa ia dan pasukannya adalah orang-orang yang mencintai kebebasan dan siap membantu siapa saja yang membutuhkan.
"Kami tak akan pernah bilang bahwa kami tentara orang lain atau budak. Putin, sebetulnya, membeli Kadyrov. Dia memberinya makanan mewah lalu memerintah untuk ke Ukraina dan menginvasi," ucap Mansur.
Beberapa pekan usai Rusia melancarkan invasi ke Ukraina, Kadyrov mengumumkan mengirim pasukan ke negara eks Uni Soviet itu.
Saat mengumumkan pengerahan pasukan, Kadyrov mengaku sebagai prajurit setia Putin. Hubungan mereka juga disebut-sebut bak anak dengan ayah. Banyak pula yang menyebut Kadyrov kaki tangan orang nomor satu di Rusia.
Kadyrov juga dilaporkan turut berperan dalam penyerangan di Mariupol, timur Ukraina. Ia menyatakan akan menyerbu dan membebaskan wilayah ini dari pasukan Kyiv.
Akhir Maret lalu, Kadyrov mengklaim pasukan Ukraina kocar-kacir menghadapi pasukan Chechen pro-Rusia.
Pernyataan itu, ia unggah dalam sebuah video yang menunjukkan ia telah berhasil melumpuhkan pasukan Ukraina.
Komandan pasukan Chechen pro-Ukraina ungkap alasan bantu lawan Rusia, baca di halaman berikutnya...
[Gambas:Video CNN]
Adapun, pasukan yang pro Ukraina atau Batalion Sheik Mansur sudah hadir di negara itu sejak 2014 lalu, di Donbas wilayah timur Ukraina.
Ketika itu, Mansur mengaku telah diundang pasukan Ukraina untuk turut berperang melawan Rusia, dan melakukannya di bawah bendera nasiona, Ichkeria.
"Tentu, kami berkoordinasi dengan pasukan Ukraina soal tindakan kami, saat kami berjuang melawan musuh bersama, melawan kejahatan," papar Mansur.
Pasukan Ukraina, lanjutnya, menyediakan persenjataan yang diperlukan untuk melawan serangan Rusia.
"Jumlah pasukan lebih dari 100 orang bersenjata, dan mereka dianggap sebagai pasukan elite yang ditempatkan di titik-titik perang," jelas komandan itu.
Menyoal invasi di Ukraina, Chechen terpecah belah. Pasukan Kadyrov mendukung Rusia, sementara pasukan yang mendukung Ukraina yakni Batalion Sheikh Mansur dan Batalion Dzokar Dudayev.
Sejak invasi dimulai, beredar pesan audio dan video di media sosial yang menunjukkan dukungan terhadap Ukraina. Dukungan itu salah satunya muncul dari Komandan Batalyon Dzokhar Dudayev, Adam Osmayev.
"Saya ingin memberi tahu orang-orang Ukraina bahwa orang-orang Chechen sejati, hari ini, membela Ukraina", kata Osmayev dikutip OC Media awal Maret lalu.
Ia kemudian menegaskan, "Kami telah berjuang, dan akan terus berjuang untuk Ukraina sampai akhir."
Menurutnya kemenangan akan bersama mereka dengan kehendak Tuhan. Kemenangan itu akan dirayakan di Moskow, Chechnya, Crimea, Sevastopol.
Akhir Februari lalu, Osmayev juga mengimbau orang Chechnya bertempur di Garda Nasional Rusia untuk berbalik haluan membela Ukraina.
"Karena seluruh dunia yang beradab membantu Ukraina. Oleh karena itu, saya juga mendesak mereka berpaling ke sisi Ukraina. Di sini, bahkan di antara staf komando, jenderal, ada orang-orang berkebangsaan Chechnya mereka akan menjaga Anda," tegasnya
Ia tak habis pikir orang-orang Chechen yang beberapa kali menjadi sasaran genosida Rusia malah berada di pihak mereka.
Chechen menjadi salah satu wilayah di Rusia yang mayoritas masyarakat memeluk Islam. Kedua wilayah ini bak tak terpisahkan meskipun pernah saling serang.