Ogah Manut Putin, UE Bersiap Hadapi Krisis Pasokan Gas dari Rusia

CNN Indonesia
Selasa, 03 Mei 2022 02:40 WIB
UE bersikeras tak mau mengikuti keinginan Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pembayaran impor gas menggunakan Rubel.
Ilustrasi. (AP/Jae C. Hong)
Jakarta, CNN Indonesia --

Uni Eropa (UE) mengingatkan para negara anggotanya bersiap atas potensi gangguan total suplai gas dari Rusia. UE tegas menyatakan tak mau mengikuti permintaan Rusia yang menginginkan impor gas dibayar menggunakan Rubel.

Komisi UE pada Selasa (3/5) akan mengusulkan ke negara-negara anggota sebuah paket sanksi baru untuk menghukum Presiden Rusia Vladimir Putin atas invasinya ke Ukraina, termasuk soal embargo minyak Rusia.

Pertemuan para menteri energi UE di Brussels pada Senin (2/5) membahas masalah gas Rusia yang lebih besar dan rumit. Negara-negara, termasuk ekonomi utama di UE, yaitu Jerman, sangat tergantung pada pasokan Rusia untuk pembangkit listrik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusia sebelumnya menuntut klien gas 'dari negara-negara tidak bersahabat' membayar pasokan gas dalam Rubel. Cara ini digunakan untuk menghindari sanksi keuangan dari Barat terhadap bank sentral Rusia.

Kebijakan Rusia ini telah memotong jalur ke Bulgaria dan Polandia setelah perusahaan minyak setempat menolak mematuhi permintaan pembayaran Rubel.

Perwakilan Prancis dalam pertemuan itu mengatakan 27 negara UN akan bersatu dengan Polandia dan Bulgaria serta akan menimbun gas untuk persiapan masalah pasokan.

Mengikuti prosedur seperti diminta Rusia dikatakan sebagai pelanggaran atas sanksi yang diterapkan UE pada Rusia.

Menteri Transisi Ekologi Prancis Barbara Pompili mengatakan bahwa sepengetahuannya tidak ada perusahaan Eropa yang ingin mengikuti keinginan Putin dan mengubah metode pembayarannya.

(fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER