Tercatat 53 orang tewas dalam insiden gedung ambruk di kota Changsa, Provinsi Hunan, China, pada Jumat (29/4) sore lalu. Jumlah korban tewas baru diketahui setelah proses evakuasi yang berlangsung selama sepekan dinyatakan selesai hari ini.
Gedung yang ambruk merupakan bangunan komersial yang menampung apartemen, hotel, bioskop.
"Orang-orang yang terjebak dan tak bisa dihubungi dari lokasi kecelakaan semuanya telah ditemukan, 10 orang selamat dan 53 meninggal dunia," ujar pejabat Changsha yang dikutip CCTV pada Jumat (6/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut tim penyelamat, orang kesepuluh yang berhasil diselamatkan sempat terkubur dalam puing-puing selama enam hari.
Korban lain yang berhasil diselamatkan yakni seorang perempuan. Ia terjebak di reruntuhan puing selama 88 jam. Saat peristiwa itu terjadi, ia mengaku tengah belajar di tempat tidur.
Selama menangani upaya penyelamatan, tim mengeluarkan korban dari reruntuhan gedung menggunakan bantuan anjing pelacak, life detektor, drone, serta mengandalkan teriakan dan ketakutan.
Salah satu pejabat Changsha Wu Guiying menyampaikan permintaan maaf atas insiden tersebut. Ia menyebut peristiwa tersebut sebagai tragedi yang luar biasa.
Pemerintah kota menuding surveyor memalsukan audit keselamatan gedung. Pemerintah lalu mengidentifikasi bangunan itu sebagai struktur perumahan yang dibangun sendiri. Artinya, gedung itu dibangun oleh individu atau perusahaan tanpa dana negara.
Pihak berwenang kini telah menahan pemilik gedung, beserta tim inspektur dan dua orang yang diduga terlibat dalam tindakan ilegal terkait perubahan gedung.
Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan China kemudian mengumumkan upaya inspeksi secara nasional bagi perumahan yang dibangun sendiri.
Bangunan runtuh kerap terjadi di China karena standar keselamatan, konstruksi yang lemah dan korupsi di kalangan pejabat.
(afp/vws)