Sosok Shireen Abu Akleh, Jurnalis Veteran Tewas Ditembak Israel

CNN Indonesia
Kamis, 12 Mei 2022 09:16 WIB
Shireen Abu Akleh, wartawan veteran yang kerap meliput perang, tewas tertembak peluru tentara Israel saat meliput bentrokan di Tepi Barat, Palestina.
Berbagai asosiasi wartawan hingga warga Palestina mengecam penembakan Shireen Abu Akleh dan menuntut penyelidikan. (Foto: AFP/HAZEM BADER)

Shireen Abu Akleh lulus dari perguruan tinggi pada tahun penandatanganan perjanjian damai Oslo dan bergabung dengan radio Voice of Palestine yang saat itu baru terbentuk.

Pada 1997, Abu Akleh bergabung dengan Al Jazeera, di mana karir jurnalismenya terus meroket hingga menjadi tokoh ikon di media Arab.

Akibat popularitasnya yang tinggi di Palestina, warga berbondong-bondong menempatkan karangan bunga di sisi jalan yang dilalui ambulans pengangkut jenazah Abu Akleh menuju Nabus sebelum dimakamkan di Yerusalem.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu rekan dekat Abu Akleh, Muhammad Daraghmeh, mengatakan mendiang kerabatnya itu adalah "salah satu jurnalis terkuat di dunia Arab".

Ketenaran Abu Akleh tumbuh sejak liputannya tentang intifada Palestina kedua, atau pemberontakan warga Palestina, dari tahun 2000 hingga 2005.

Wartawan senior Al Jazeera Dima Khatib mentweet bahwa Abu Akleh adalah "salah satu koresponden perang wanita Arab pertama di akhir 1990-an.

Saat itu, kebanyakan jurnalis perempuan bekerja di studio televisi, tidak diterjunkan ke zona perang.

"Shireen adalah pelopor dalam generasi yang mematahkan stereotip peran gender dalam jurnalisme TV."

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Abu Akleh mengatakan dia sering merasa takut saat bertugas di zona perang, tetapi ia tetap menjalankan tugasnya dan memastikan untuk menghindari risiko yang tidak perlu.

"Saya tidak melemparkan diri saya pada kematian," katanya kepada sebuah outlet di kota Nablus, Tepi Barat, seperti dikutip AFP.

"Saya mencari tempat yang aman untuk berdiri dan bagaimana melindungi kru saya sebelum mengkhawatirkan rekaman liputan."

Tahun lalu, Abu Akleh menulis soal Kota Jenin dalam publikasi This Week in Palestine bahwa Jenin. Ia menganggap Jenin, kota tempat dia tewas tertembak, bukan lah satu cerita fana dalam kariernya atau bahkan dalam kehidupan pribadinya".

"Ini adalah kota yang dapat meningkatkan moral saya dan membantu saya terbang. Ini mewujudkan semangat Palestina yang kadang-kadang gemetar dan jatuh tetapi, di luar semua harapan, bangkit untuk mengejar mimpinya," tulis Abu Akleh dalam opininya tersebut.

(rds)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER