Pemimpin kelompok seni pertunjukan Pussy Riot, Maria V. Alyokhina, menjadi perhatian dunia karena berhasil kabur dari Rusia dengan menyamar sebagai kurir makanan. Aksi ini dilakukan sebagai protes terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin atas invasinya ke Ukraina.
Alyokhina menyamar sebagai kurir makanan untuk menghindari polisi Moskow yang mengintai apartemen temannya, tempat dia tinggal. Dia meninggalkan ponselnya sebagai umpan dan untuk menghindari dilacak.
Melansir New York Times, seorang teman mengantarnya ke perbatasan dengan Belarusia. Ia membutuhkan waktu seminggu untuk menyeberang ke Lituania.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alyokhina baru bersedia diwawancarai di sebuah apartemen studio di Vilnius, ibu kota Lituania. Ia mengaku senang karena berhasil melakukan aksinya.
"Saya senang saya berhasil, karena itu adalah penolakan yang tidak terduga dan besar kepada pihak berwenang Rusia," ujar Alyokhina.
Alyokhia menceritakan bahwa dalam upaya pertamanya untuk menyeberang, ia ditahan oleh penjaga perbatasan Belarusia selama enam jam sebelum dikirim kembali. Pada percobaan kedua, dia juga mengalami kegagalan.
Namun, ia berhasil pada percobaan ketiga berkat bantuan dari artis pertunjukan Islandia Ragnar Kjartansson yang yang meyakinkan sebuah negara Eropa untuk mengeluarkan dokumen perjalanan yang pada dasarnya memberinya status yang sama sebagai warga negara Uni Eropa.
Dokumen itu diselundupkan ke Belarus untuk digunakan oleh Alyokhina. Saat berada di sana, dia menghindari hotel atau di mana pun dia perlu menunjukkan bukti identitas.
Alyokhina akhirnya naik bus ke Lituania dengan dokumen tersebut. Ia pun tertawa ketika menceritakan bahwa ia diperlakukan lebih baik oleh penjaga perbatasan ketika mereka menganggapnya sebagai warga Eropa daripada Rusia.
Fakta bahwa dia bisa keluar dari Rusia dan Belarusia adalah disebut Alyokhina sebagai cerminan dari penegakan hukum Rusia yang kacau.
"Dari sini terlihat seperti iblis besar, tetapi sangat tidak teratur jika Anda melihat dari dalam," katanya.
Alyokhina mengatakan dia berharap untuk kembali ke Rusia. Namun, tidak ada yang tahu bagaimana itu bisa terjadi, bahkan ketika para aktivis yang paling berdedikasi pun dipenjarakan atau diasingkan.
(fby/agt)