Presiden Recep Tayyip Erdogan menegaskan lagi Turki tidak akan mendukung niat Finlandia dan Swedia untuk bergabung menjadi anggota Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO).
Erdogan mengatakan delegasi Finlandia dan Swedia tidak usah repot-repot berkunjung ke Ankara untuk melobi Turki agar melunak soal keanggotaan mereka di NATO.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Swedia juga tak perlu berharap Turki akan menyetujui niatnya untuk masuk NATO tanpa mengembalikan para teroris," kata Erdogan dalam pidatonya di depan anggota parlemen fraksi partai berkuasa APK pada Rabu (18/5).
Erdogan merujuk pada tokoh-tokoh politik hingga aktivis yang dituding terkait upaya kudeta gagal pada 2016 dan lari ke luar negeri, termasuk Finlandia dan Swedia.
Ankara juga menuduh Finlandia dan Swedia menyembunyikan kelompok teror termasuk milisi Kurdi yang masuk dalam daftar hitam teroris Turki, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.
"Kedua negara ini tak ada yang punya sikap tegas terhadap organisasi teror," kata Erdogan.
Dalam kesempatan itu, Erdogan juga meminta anggota NATO untuk menghargai kekhawatiran keamanan yang dirasakan Turki terhadap Finlandia dan Swedia.
"Harapan kami satu-satunya terhadap para sekutu NATO adalah pertama untuk memahami sensitivitas kami, menghormati, dan pada akhirnya mendukung kami soal ini," ucap Erdogan seperti dikutip AFP.
Selain menuding kedua negara jadi surga teroris, salah satu alasan Turki ogah mendukung keanggotaan Finlandia dan Swedia di NATO adalah karena kedua negara masih menjatuhkan sanksi ke Ankara.
Swedia telah menangguhkan penjualan senjata ke Turki sejak 2019. Kebijakan itu dilakukan usai operasi militer Ankara di Suriah.
Terlepas dari penolakan Turki, Finlandia dan Swedia resmi menyerahkan dokumen pendaftaran keanggotaan ke NATO.
Para perwakilan negara anggota NATO dilaporkan akan membahas aplikasi Swedia-Finlandia ini dalam waktu dekat.
(rds)