Meksiko mengonfirmasi kasus pertama cacar monyet pada Sabtu (28/5). Pasien diungkap warga negara Amerika Serikat dan kini sedang dirawat di Mexico City.
Wakil Menteri Kesehatan Hugo Lopez-Gatell menjelaskan pasien itu, yang merupakan penduduk New York City, 'kemungkinan terinfeksi di Belanda'.
"Untungnya, dia stabil dan dalam isolasi preventif. Kami berharap dia akan pulih tanpa komplikasi," ucap Lopez-Gatell seperti diberitakan AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum ada keterangan pasien kemungkinan telah kontak dengan orang lain.
Lihat Juga : |
Sebelumnya, pada hari yang sama, Irlandia telah juga mengonfirmasi kasus cacar monyet yang pertama di negaranya.
Pada Jumat (27/5), Argentina mengumumkan ada dua kasus cacar monyet pertama di Amerika Latin. Pasien pertama dikatakan pria 40 tahun yang kembali ke Argentina dari Spanyol dan seorang warga Spanyol yang mengunjungi Buenos Aires. Kedua pasien itu tampaknya tidak berhubungan.
Cacar monyet dapat menular ke manusia melalui hewan yang terinfeksi. Penularan dari orang ke orang sejauh ini diyakini memungkinkan namun jarang terjadi.
Sejauh ini sudah 20 negara telah menyatakan konfirmasi kasus cacar monyet. Sekitar 200 kasus terkonfirmasi atau dicurigai sebagian besar di Eropa.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan komunitas LGBT agar waspada sebab virus sumber cacar monyet bisa menular melalui hubungan seks.
Peringatan ini dikeluarkan lantaran ditemukan beberapa kasus cacar monyet pada pasien diidentifikasi sebagai kaum LGBT.
Cacar monyet bisa menyebar melalui kontak dari kulit ke kulit seperti sentuhan, ciuman, seks oral dan penetrasi dengan orang bergejala.
Setelah terinfeksi akan muncul gejala seperti ruam dengan lepuh di wajah, tangan, kaki, mata mulut atau alat kelamin. Selain itu muncul juga gejala demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, dan nyeri otot.
(fea)