Polisi Oklahoma, Amerika Serikat, mengungkapkan motif pelaku penembakan di rumah sakit kampus St Francis Hospital di Tulsa negara bagian Oklahoma, Michael Louis, Kamis (2/6).
Motif itu terungkap dari surat dari pelaku yang ditemukan pihak kepolisian. Louis menuliskan surat bahwa ia jengkel dengan dokter bedah yang mengoperasi dan menuduhnya menyebabkan sakit punggung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Louis sempat dioperasi dokter bedah bernama Preston Phillips di RS itu. Usai operasi ia mengeluhkan rasa sakit di punggung dan pergi ke klinik untuk memeriksa.
"[Polisi menemukan] sebuah surat dari terduga pelaku yang menjelaskan bahwa dia datang dengan maksud membunuh dokter Philip dan siapa saja yang menghalangi jalannya," ujar kepala polisi Tulsa, Wendell Franklin dalam konferensi pers dikutip AFP.
"Dia [pelaku] menyalahkan dokter Philip atas apa yang terjadi usai dioperasi."
Philips menjadi salah satu korban yang tewas dalam penembakan itu. Korban lainnya yakni dokter lain, resepsionis dan satu pasien.
"Mereka berdiri di jalan dan Lewis menembaknya, " lanjut Franklin. Lewis lalu menembak diri sendiri.
Franklin juga mengatakan, tersangka membeli senjata semi otomatis ti toko senjata lokal sebelum melancarkan aksinya di RS itu.
Penembakan di St Francis Hospital terjadi pada Rabu (1/6). Imbas insiden ini lima orang termasuk pelaku tewas.
Kekerasan senjata itu muncul tak lama usai penembakan massal di sebuah sekolah dasar (SD) Ulvade di Texas pada 24 April lalu. Akibat serangan ini, total 21 orang dinyatakan tewas.
Menanggapi penembakan massal itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, mendorong senat agar mereformasi peraturan kepemilikan senjata di negara itu.
"Demi Tuhan, berapa banyak lagi pembantaian yang mau kita terima? Kita tidak bisa mengecewakan rakyat Amerika lagi," kata Biden dikutip Reuters.
"Setelah Columbine, setelah Sandy Hook, setelah Charleston, setelah Orlando, setelah Las Vegas, setelah Parkland, tidak ada yang dilakukan. Kali ini itu tak mungkin dibenarkan," tegasnya.