Ukraina mengeluh karena hanya menerima 10 persen senjata dari total yang mereka minta dari negara Barat. Mereka mengingatkan rakyat Ukraina akan terus berjatuhan jika tak ada bantuan melawan Rusia.
"Dari apa yang kami katakan, kami butuhkan, kami mendapat sekitar 10 persen," kata Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Anna Malyar, dalam sambutan yang disiarkan televisi pada Selasa (14/6), seperti dikutip AFP.
Malyar menegaskan Barat harus mempercepat jadwal pengiriman senjata di tengah pertempuran sengit, terutama di Severodonetsk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tak peduli seberapa keras Ukraina berusaha, tak peduli seberapa profesional tentara kami, tanpa bantuan mitra Barat, kami tak akan bisa memenangi perang ini," kata dia.
Mylar mengingatkan, harus ada jangka waktu yang jelas terkait pengiriman senjata. Setiap penundaan pengiriman, katanya, akan sangat merugikan Ukraina dan bisa menyebabkan lebih banyak wilayah jatuh ke tangan Rusia.
"Kami perlu tahu tenggat waktu yang jelas karena setiap hari ada penundaan, kita sedang berbicara tentang kehidupan tentara dan warga sipil Ukraina," ucap dia.
Mylar kemudian berujar, "Kami tak bisa menunggu lama, karena situasinya sangat rumit."
Deskripsi wamenhan itu merujuk pada kondisi di Donbas. Pasukan Moskow dan Ukraina tengah berada dalam pertempuran hebat di Severodonetsk.
Menurut keterangan pejabat setempat, pasukan Rusia telah menguasai 80 persen wilayah di Severodonetsk.
Sebelumnya, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, juga sudah menyerukan kembali permintaan senjata berat dari Barat. Ia juga mengkritik kepada beberapa pemimpin Eropa yang dianggap memperlambat pasokan senjata.
"Saya bersyukur atas apa yang akan tiba, tetapi harus datang lebih cepat," tutur Zelensky saat konferensi pers virtual pada akhir pekan lalu.
Rusia, lanjutnya, punya ratusan kali lipat peralatan dan senjata daripada Ukraina. Sementara itu, pasukan Kyiv tak punya cukup senjata jarak jauh atau kendaraan lapis baja.
"Karena [keterlambatan] itu, kami kehilangan orang," ucap orang nomor satu di Ukraina itu.
Lebih jauh, Zelensky menegaskan bahwa kecepatan Ukraina merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia sangat bergantung pada bantuan senjata tersebut.
"Jika tidak ada percepatan pengiriman senjata, akan ada stagnasi. Rakyat akan terus mati. Jika kami diberi senjata, kami akan bergerak maju," katanya.
Ukraina masih berada dalam gempuran Rusia usai Presiden Vladimir Putin mengumumkan invasi ke negara tetangganya itu pada 24 Februari lalu.
Kini, pasukan Ukraina dan Rusia tengah bertempur sengit memperebutkan Severodonetsk. Menurut Zelensky, nasib Donbas bergantung pada hasil pertempuran di medan itu.
"Dalam banyak hal, nasib Donbas ditentukan di sana [Severodonetsk]," kata Zelensky.
(isa/has)