Wali Kota Sviatohirsk, Volodymyr Bandura, tengah diusut pihak Ukraina karena diduga berkhianat ke Rusia dan mendukung invasi Moskow di Ukraina.
Menurut keterangan kantor Kantor Jaksa Agung Ukraina, Bandura diinvestigasi karena "berpindah ke sisi musuh" dan menyebarkan "seruan yang mempromosikan ide dunia Rusia."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sviatohirsk sendiri merupakan salah satu kota di Ukraina yang baru-baru ini dikuasai Rusia, dikutip dari CNN. Kota tersebut terletak di provinsi Donetsk, Donbas, Ukraina.
Volodymyr Bandura merupakan Wali Kota Sviatohirsk atau Svyatogorsk dalam bahasa Rusia.
The Sunday Post melaporkan Bandura terpilih sebagai Wali Kota Sviatohirsk pada tahun lalu.
Dalam media tersebut, Bandura mengatakan ia berharap bisa membuka lebih banyak lowongan kerja, meningkatkan sekolah, dan mereformasi pemerintahan lokal.
Bandura juga berharap bisa meningkatkan sektor pariwisata di kota itu. Namun, harapan ini tak bisa ia lakukan imbas invasi Rusia di Ukraina.
"Pertarungan terus terjadi, kehancuran infrastruktur, rumah-rumah rusak, muncul korban tewas, dan situasi tegang," kata Bandura dalam artikel The Sunday Post yang dirilis pada 22 Mei.
"Hanya Tuhan yang tahu apakah kami bisa hidup hari ini atau esok," lanjutnya.
Namun belum sebulan setelah hasil wawancara ini dirilis, Bandura malah berpindah sisi dan mendukung Rusia.
Bandura bahkan sempat menyatakan klaim yang memojokkan Presiden Volodymyr Zelensky, meski ia menjabat sebagai wali kota pemerintahan Ukraina saat ini.
Sebagaimana diberitakan Tass, Bandura mengatakan bahwa nasionalis Ukraina membunuh pendeta dan biksu.
"Saya ingin mengatakan terdapat informasi yang terverifikasi yang mengatakan bahwa Nazi [Ukraina] membunuh pendeta, biksu, dan mereka menutupi fakta ini," kata Bandura dalam media itu dalam artikel yang dirilis pada 7 Juni.
Bandura juga mengklaim unit militer Ukraina menjarah dan melakukan berbagai aksi kriminal lain.
"Saya ingin menyampaikan tak ada kata yang dapat mendeskripsikan bagaimana [Presiden Ukraina Volodymyr] Zelensky dan timnya 'memperlakukan masyarakat dengan baik.' Semuanya telah tunduk pada Barat untuk mendapatkan uang dan memperpanjang perang. Tidak ada yang peduli pada masyarakat," ujarnya lagi.
Tak hanya itu, Bandura juga mendesak Zelensky agar melakukan dialog damai dengan Rusia dan berhenti mengobarkan perang.
Sementara itu, kantor berita Rusia, Russia Today (RT) mengatakan Bandura telah lama berhubungan dengan pemimpin kelompok separatis pro-Rusia di Donetsk untuk 'membebaskan' kota itu dari pasukan Ukraina.
Denis Pushillin, pemimpin dari kelompok separatis itu, mengaku telah lama berkomunikasi dengan Bandura.
Ia juga mengklaim Bandura "sedang menunggu, seperti warga Svyatogorsk, untuk pembebasan, dan mendukung operasi militer khusus."
(pwn/bac)