Taiwan menegaskan tak akan menyerah kepada China setelah 29 jet tempur negara yang mereka sebut sebagai "tukang bully" itu menerobos zona pertahanan udara pada Selasa (21/6).
"Latihan skala besar PLA [tentara China] menunjukkan ancaman militer otoriter China lebih serius dari sebelumnya," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Taiwan melalui Twitter.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu berlanjut, "Namun, Taiwan tak akan tunduk dan menyerahkan kedaulatan dan demokrasi kepada tukang 'bully' itu. Tak akan pernah."
Mereka merilis pernyataan ini setelah Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan 29 jet tentara China menerobos Zona Identifikasi Udara Pertahanan Udara (ADIZ) pada Selasa.
Armada itu terdiri dari delapan jet tempur Shenyang J-16, lima jet Shenyang J-11, empat Sukhoi Su-30, dua KJ-500, satu pesawat anti-kapal selam Shaanxi Y-8, dan satu Xian Y-20 melintas di barat daya ADIZ.
Sebagaimana dilansir Taiwan News, ada pula enam pesawat pengebom Xian H-6, satu Shaanxi Y-9, dan Shaanxi Y-8. Jet-jet ini terbang dengan formasi melebar dari ujung barat daya menuju tenggara ADIZ.
Taiwan langsung mengerahkan pesawat tempur patroli dan mengaktifkan sistem pertahanan rudal, sembari mengeluarkan peringatan radio untuk mengusir puluhan armada militer China.
Pengerahan ini merupakan penerobosan terbesar ketiga China ke ADIZ Taiwan. Penerobosan terbesar terjadi pada 23 Januari dengan 39 jet dan tanggal 30 Mei dengan 30 pesawat.
Hingga saat ini, pemerintah China belum memberikan klarifikasi mengenai laporan penerobosan tersebut.
Reuters mencatat, serangan ini terjadi tak lama setelah China meluncurkan kapal induk ketiga mereka yang diberi nama Fujian. Nama itu terinspirasi dari provinsi yang berada di seberang Taiwan.
Penerobosan semacam ini sendiri bukan hal asing. Selama dua tahun terakhir, China berulang kali mengerahkan pesawat ke ADIZ.
Selama ini, China mengklaim Taiwan merupakan bagian dari wilayah kedaulatan mereka di bawah prinsip "Satu China" yang digaungkan.
Menurut mereka, Taiwan merupakan wilayah pembangkang yang ingin memisahkan diri dari China. Namun, Taiwan terus menegaskan bahwa mereka negara berdaulat.