Bandara Eropa Kewalahan Diserbu Penumpang Ngebet Liburan usai Pandemi

CNN Indonesia
Jumat, 24 Jun 2022 18:40 WIB
Bandara di sejumlah negara Eropa menghadapi lonjakan penumpang yang signifikan menjelang liburan musim panas usai 2 tahun dikurung pandemi. (Foto: AP/Frank Augstein)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bandara Eropa kelabakan menghadapi lonjakan penumpang yang membeludak menjelang liburan musim panas usai dikurung dua tahun tak bisa bepergian imbas pandemi Covid-19.

Kepala Dewan Bandara Internasional (ACI) Eropa, Oliver Jankovec, mengakui sejumlah bandara di Benua Biru memang tengah menghadapi sejumlah masalah terdapat masalah mulai dari bandara ke maskapai penerbangan, ground handler, hingga polisi dan imigrasi.

"[Tetapi] sistemnya masih berfungsi," kata Jankovec dikutip AFP pada Jumat (24/6).

Menurut dia, penting bagi penumpang berkomunikasi dengan maskapai penerbangan terkait kapan mereka harus tiba di bandara.

"[Termasuk] mempersiapkan datang lebih awal dari biasanya untuk memastikan waktu, terutama jika mereka harus memeriksa bagasi," kata dia.

Jankovec mengatakan bandara semakin kelimpungan usai pilot dan kru maskapai low-cost budget demo mogok kerja di seluruh Eropa, termasuk pada pekan ini. 

Jankovec mengatakan pihaknya akan mengambil langkah memperbaiki situasi secepat mungkin dan mungkin berlaku pertengahan Juli mendatang.

"Penambahan staf akan berlangsung Juli mendatang, penataan ulang beberapa sarana dan prasarana untuk memperlancar arus juga akan mulai berlaku Juli," jelas dia.

Meski begitu, Jankovec memperkirakan mungkin sejumlah gangguan dan waktu tunggu yang lebih lama masih akan diraskaan para penumpang pesawat di beberapa bandara di Eropa.

"Tapi saya pikir di sebagian besar bandara, lalu lintas tetap lancar, orang-orang tak akan ketinggalan pesawat, dan mudah-mudahan semua orang dapat mencapai tujuan mereka sesuai rencana," tegas Jankovec.

Jankovec juga membela kenaikan biaya bandara, setelah mendapat kritik dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), yang mewakili maskapai penerbangan.

Bandara menghadapi kesulitan dan tekanan inflasi yang sama dengan maskapai penerbangan yang menaikan tarif, katanya.

"Staf dan energi adalah 45 persen dari biaya operasi kami, dan tentu saja inflasi juga menaikkan biaya bahan," katanya.

Sebelumnya, seorang penulis buku resep masakan, Marlena Spieler, merupakan salah satu penumpang yang menumpahkan amarahnya setelah terbang dari Stockholm ke London.

Ia sempat menunggu di pos pemeriksaan paspor selama tiga jam. Setelah itu, Spieler juga membutuhkan waktu setidaknya satu setengah jam untuk mengambil koper.

Menurutnya, area pengambilan bagasi kala itu "Menggila. Banyak koper beredar di mana-mana."

Salah satu warga dari Australia, Liz Morgan, juga menceritakan pengalamannya ketika berada di Bandara Schiphol, Amsterdam. Ia tiba setengah jam lebih awal dari penerbangannya ke Athena.

Namun, ia masih "menyaksikan" betapa ramai antrean dari terminal hingga ke tenda besar di jalanan luar.

"Ada lansia yang mengantre. Ada anak-anak, bayi. Tidak ada air dan yang lainnya. Tidak ada peringatan, tidak ada bantuan, tidak ada toilet," kata Morgan.

(isa/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK