Presiden Amerika Serikat Joe Biden merespons keputusan Mahkamah Agung yang membatalkan hak aborsi atau yang dikenal sebagai Roe v Wade dalam konstitusi negara tersebut.
Diberitakan AFP, Biden tidak menyembunyikan kemarahannya atas putusan itu. Dia secara gamblang menyebut Mahkamah Agung telah mengambil hak konstitusi yang sangat mendasar bagi sebagian besar masyarakat Amerika.
"Pengadilan telah melakukan apa yang belum pernah dilakukan sebelumnya, secara tegas mengambil hak konstitusional yang sangat mendasar bagi begitu banyak orang Amerika," kata Biden di Gedung Putih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biden menganggap keputusan yang diambil Mahkamah Agung adalah bentuk merealisasikan ideologi ekstrem dan telah menjadi kesalahan yang tragis bagi lembaga itu.
Selama ini, kata Biden, Partai Demokrat telah melakukan berbagai upaya untuk melindungi akses aborsi bagi para perempuan di hampir semua bagian negara Amerika Serikat.
Namun kini Mahkamah Agung melucuti hak federal tersebut dan menyerahkan kekuasaan kepada legislatif negara bagian yang sebagian besar anti-aborsi.
Biden kemudian menyebut satu-satunya langkah yang bisa diambil adalah kongres mengembalikan hukum Roe v. Wade sebagai hukum federal.
"Tidak ada tindakan eksekutif dari presiden yang bisa melakukan itu," kata Biden mengakui bahwa 'tangannya' seolah terikat atas keputusan itu.
Selain Biden, musisi dan penulis lagu Billie Eilish ikut mengungkapkan kekecewaan dirinya atas keputusan Mahkamah Agung Amerika Serikat yang membatalkan hak aborsi atau yang dikenal sebagai Roe v Wade.
"Hari ini adalah hari yang kelam bagi perempuan di Amerika Serikat," kata Eilish di sela penampilannya di Glastonbury, Jumat (24/6) waktu Inggris.
"Saya hanya akan mengatakannya bahwa karena saya tidak tahan memikirkannya lagi saat ini," lanjutnya.
Eilish kemudian membawakan lagu Your Power yang mengisahkan soal penyalahgunaan kekuasaan. Jelang akhir set, ia menyebut bahwa dirinya 'sangat tidak pantas' menjadi penampil utama.
"Terima kasih mengizinkan saya melakukannya. Saya merasa amat terhormat berada di sini," kata Billie Eilish, dikutip dari Reuters.
Setelah Mahkamah Agung Amerika Serikat membatalkan Roe v Wade soal hak aborsi bagi warganya, sekitar 100 prosedur ataupun konsultasi aborsi dibatalkan di Arkansas.
Diberitakan CNN, dr Janet Cather, dokter di layanan keluarga berencana Little Rock Planned Parenthood menyebut mereka harus membatalkan antara "60 dan 100" janji pasien terkait aborsi.
"Totalnya termasuk sekitar 30 pasien hari ini, 20 lagi besok dan kemudian ada pasien minggu depan," kata Cathey.
Cathey mengatakan bahwa di Arkansas, pasien yang hendak melakukan prosedur harus menunggu 72 jam sebelum bisa menerima obat untuk aborsi.
Beberapa pasien yang berada di perjalanan untuk menerima obat mendadak harus membatalkan prosedur mereka lantaran hukum yang sudah mulai berlaku.
"Ada pasien yang mengatakan bahwa mereka berada di dalam mobil dalam perjalanan dan bertanya kepada kami, 'Tidak apa-apa, bukan?' dan kami harus memberi tahu mereka, 'Tidak, kami harus mengikuti hukum'," kata Cathey.
Cathey menyebut, sebagian besar pasien yang menghubunginya terdengar putus asa dan panik tapi kebanyakan dari mereka kesal.
Pada hari yang sama Roe v Wade dibatalkan, Gubernur California Gavin Newsom menandatangani undang-undang baru yang memperkuat hak aborsi di negara bagian tersebut, menyusul keputusan Mahkamah Agung AS yang membatalkan Roe v Wade.
Newsom menggambarkan perasaannya sebagai rasa kesal, putus asa, dan marah ketika dia menandatangani keputusan tersebut lantaran dia tidak setuju dengan putusan Mahkamah Agung yang justru melarang aborsi.
Ia menyebut, aturan yang dia tandatangani itu dibuat karena perempuan masih dianggap sebagai warga negara kelas dua. Mungkin hal yang berbeda bisa terjadi jika saja pria yang harus mengandung bayi.
"Perempuan tidak sebebas pria. Itu sangat menyakitkan," kata dia seperti diberitakan CNN.
Undang-undang baru California yang disahkan oleh legislatif setempat itu jadi pelindung bagi siapa pun yang melakukan, membantu, atau menerima aborsi di negara tersebut terhadap segala tindakan sipil potensial dari luar negara bagian.
UU bernama AB 1666 dan ditandatangani sehari sebelum Roe v Wade dibatalkan itu akan melindungi bukan hanya penduduk California, tetapi siapa pun yang datang dan mencari perawatan kesehatan reproduksi di sana.
Undang-undang baru ini hanyalah salah satu dari selusin lebih undang-undang yang diajukan ke legislatif dan bertujuan memperkuat dan melindungi akses aborsi.
RUU lain yang diusulkan akan berusaha untuk fokus pada akar penyebab ketidakadilan kesehatan reproduksi, meningkatkan perlindungan privasi, dan memungkinkan praktisi perawat yang memenuhi syarat untuk memberikan aborsi trimester pertama.
Kemarahan atas putusan MA yang melarang aborsi nyatanya tidak terbatas pada Newsom saja. Jaksa Agung California, Rob Bonta juga beranggapan keputusan membatalkan Roe v Wade ini menjadi hal yang tragis.
"Keputusan ini merupakan serangan terhadap privasi, kebebasan, penentuan nasib sendiri atas kesetaraan. Keputusan ini merupakan serangan terhadap perempuan, serangan terhadap kesetaraan perempuan. Ini adalah serangan terhadap orang hamil." kata Bonta.
(tdh/bac)