Rusia Ancam NATO: Nekat Ganggu Crimea Berarti Perang Dunia 3

CNN Indonesia
Selasa, 28 Jun 2022 11:48 WIB
Rusia kembali melontarkan ancaman kepada NATO agar tak gegabah mengusik semenanjung Crimea jika tak ingin meletus Perang Dunia 3.
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia ingatkan NATO jangan macam-macam dengan Crimea. (AFP/DMITRY ASTAKHOV)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rusia kembali melontarkan ancaman kepada Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) agar tak gegabah mengusik semenanjung Crimea.

Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, mengingatkan Perang Dunia 3 akan pecah jika NATO tetap nekat mengganggu Crimea.

"Crimea merupakan bagian dari Rusia. Setiap upaya mengusik Crimea berarti deklarasi perang terhadap negara kami," kata Medvedev kepada situs Argumenty i Fakty, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (28/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apabila [gangguan] ini dilakukan salah satu anggota NATO, ini berarti konflik dengan seluruh sekutu Atlantik Utara, Perang Dunia Ketiga. Sebuah bencana total," Medvedev menambahkan.

[Gambas:Video CNN]

Crimea yang sebelumnya bagian dari Ukraina, dicaplok Rusia pada 2014. Kremlin pun mendeklarasikan bahwa semenanjung di selatan Ukraina itu merupakan bagian dari Federas Rusia.

Selain ancaman Perang Dunia 3, Medvedev yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia mengingatkan konsekuensi jika Finlandia dan Swedia benar-benar gabung NATO.

Ia menegaskan Rusia akan memperkuat pertahanan di sekitar perbatasan dengan kedua negara itu. Kremlin, lanjut Medvedev, bahkan siap untuk langkah pembalasan yang nyata.

Salah satu upayanya adalah dengan rencana memasang rudal hipersonik Iskander di depan 'halaman' Swedia dan Finlandia.

Sementara itu, NATO masih terus merayu Turki agar menyetujui Swedia dan Finlandia bergabung denga aliansi tersebut. Turki merupakan satu-satunya anggota NATO yang menolak dua negara itu bergabung di pakta pertahanan tersebut.

Akibat penolakan Ankara, Swedia dilaporkan menggelar konsultasi dengan NATO. Namun, diplomat senior NATO menyebut perselisihan antara Turki dan dua negara Nordik itu lebih terkait politik dibandingkan masalah teknis soal persyaratan masuk aliansi tersebut.

Finlandia dan Swedia memutuskan bergabung dengan NATO menyusul invasi Rusia ke Ukraina. Mereka khawatir akan keamanan negaranya.

Namun, langkah tersebut menuai rintangan karena Turki tak mengizinkan Swedia-Finlandia jadi anggota NATO. Padahal, untuk bisa bergabung suatu negara harus mengantongi izin seluruh anggota aliansi itu.

(bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER