Jakarta, CNN Indonesia --
Empat bulan invasi berlangsung, pasukan Rusia semakin garang merebut kota-kota di Donbas dari pasukan Ukraina.
Baru-baru ini, Rusia kembali berhasil menguasai Kota Severodonetsk yang merupakan salah satu benteng utama Ukraina di timur wilayahnya. Pasukan Rusia juga tengah berupaya merebut Kota Lysyschansk. Kedua kota itu terletak di provinsi Luhansk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika Rusia berhasil merebut Kota Lysychansk, Kremlin secara penuh telah menguasai wilayah Luhansk. Itu juga akan menjadikan Rusia hampir menguasai mayoritas Donbas, wilayah di timur Ukraina yang selama ini menjadi rumah kelompok separatis pro-Moskow.
Ukraina Timur merupakan sasaran utama Rusia saat ini, setelah di awal invasi berlangsung Moskow gagal menguasai Ibu Kota Kyiv.
Melihat gerak-gerik Rusia yang terus memperoleh kemajuan dalam serangan ke Ukraina Timur membuka jalan bagi Moskow benar-benar menguasai wilayah tersebut, sebuah ketakutan yang dihindari Kyiv dan negara Barat.
Lantas, bila Rusia benar-benar menguasai Ukraina Timur, apa yang bakal terjadi?
[Gambas:Video CNN]
Sejumlah pengamat politik internasional meyakini Presiden Vladimir Putin tidak akan berhenti meski Rusia berhasil menguasai wilayah timur Ukraina.
Sebagaimana diberitakan BBC, Sam Cranny-Evans, dari Institut Layanan Persatuan Kerajaan (RUSI) menilai Rusia bakal mencoba memperluas wilayah kekuasaan mereka di Ukraina lebih banyak lagi jika hal itu terjadi.
"Jika Rusia merasa mereka bisa mendapatkan lebih banyak [wilayah] dari tujuan awal mereka, saya menduga mereka bakal melakukan itu," kata Cranny-Evans.
Wilayah mana lagi yang akan "dicaplok" Rusia setelah Donbas? Baca di halaman berikutnya >>>
Wilayah Ukraina Sasaran Rusia Selanjutnya
Jika Rusia sukses menguasai Donbas, Kremlin mungkin mulai mencoba merebut beberapa wilayah di selatan Ukraina yang tak kalah strategis.
Saat ini, pasukan Rusia sudah menguasai sebagian besar wilayah selatan Ukraina. Kyiv mengatakan pertempuran di Donbas adalah yang terbesar di tanah Eropa sejak Perang Dunia II.
Pasukan Rusia juga telah menggempur sejumlah kota di selatan Ukraina seperti Zaporizhzhia. Presiden Putin pun telah menandatangani dekrit yang memudahkan warga di wilayah selatan Ukraina yang diduduki pasukannya untuk mendapatkan paspor Rusia.
Meski fakta di lapangan tak banyak mendukung pasukan Ukraina, Presiden Volodymyr Zelensky bersumpah pasukannya tetap "akan berjuang untuk setiap sentimeter tanah kami".
Pengamat Rusia dari Universitas Indonesia Fahrurodji mengatakan Rusia mungkin bakal melakukan revitalisasi di wilayah yang berhasil dikuasai.
"Saat ini, sejauh yang saya amati, pemerintah Rusia telah melakukan revitalisasi objek-objek dan infrastruktur di wilayah-wilayah yang sudah dikuasainya, termasuk misalnya mengintegrasikan saluran telepon seluler dengan sistem seluler Rusia, integrasi mata uang Rusia, dan lain-lain," kata Fahrurodji saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (28/6).
Ketika ditanyai mengenai kemungkinan Rusia bakal mencaplok Ukraina Timur, Fahrurodji menilai Kremlin hanya ingin melindungi republik yang baru diakui kemerdekaannya oleh Presiden Vladimir Putin, yakni Donetsk dan Luhansk.
"Kekhawatiran akan dilakukannya pencaplokan memang ada. Namun jika melihat rencana awal, Rusia hanya ingin melindungi republik-republik yang baru merdeka itu dari serangan Kyiv, dan menjadikan kedua republik itu menjadi negara otonom yang merupakan sekutu Rusia," tutur Fahrurodji.
Walaupun demikian, Fahrurodji menilai Rusia bakal terus melakukan penetrasi di setidaknya hingga seluruh wilayah di sebelah timur Sungai Dnieper.
"Kenapa ini [Sungai Dnieper] penting? Karena Sungai Dnieper adalah batas historis wilayah Rusia di era pra-Imperium, yang secara kultural masyarakatnya memiliki kedekatan dengan Rusia," ujarnya lagi.