PM Jepang Berduka Shinzo Abe Meninggal: Tak Bisa Berkata-kata

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, menyampaikan duka mendalam atas kepergian mantan PM Shinzo Abe yang meninggal dunia usai ditembak pada Jumat (8/7). Ia mengaku tak dapat berkata-kata.

"Saya berdoa nyawanya bisa diselamatkan, tapi ternyata, saya mengetahui ini [dia meninggal]. Sangat disesalkan. Saya tak dapat berkata-kata," ujar Kishida, sebagaimana dilansir AFP.

Ia kemudian berkata, "Saya menyampaikan belasungkawa tulus dan doa agar jiwanya beristirahat dengan tenang."

Kishida mengalirkan doa ini tak lama setelah pihak dokter Rumah Sakit Universitas Medis Nara mengumumkan Abe meninggal dunia usai ditembak pada Jumat pagi.

Profesor pengobatan darurat Rumah Sakit Universitas Medis Nara, Hidetada Fukushima, mengatakan bahwa dokter menemukan dua luka tembak di leher Abe dengan jarak sekitar 5 cm.

"Ada dua luka yang diduga merupakan luka bekas tembakan. Ada indikasi, peluru mencapai jantung karena ada pembuluh darah dari leher ke jantung," katanya dalam jumpa pers yang disiarkan NHK.

Menurut dia, luka di jantung ini membuat kondisi Abe kian parah karena sang PM kehilangan banyak darah.

"Kerusakan jantung sangat berat. Ada lubang di jantung terkait luka tembakan," tuturnya.

Setelah dokter mengerahkan segala upaya untuk menghentikan pendarahan, Abe akhirnya mengembuskan napas terakhirnya pukul 15.03 waktu setempat.

"Meski sudah ada semua upaya itu, kami tak bisa menyelamatkan dia," ucap dokter itu.

Abe dilarikan ke rumah sakit setelah ditembak ketika sedang berpidato di Kota Nara. Kepolisian langsung membekuk pelaku tak lama setelah insiden terjadi.

Pria bernama Tetsuya Yamagami itu mengaku kepada polisi bahwa ia memang berniat membunuh Abe karena tidak suka pada mantan pemimpin Negeri Sakura tersebut.