Ribuan pengunjuk rasa Sri Lanka menerobos barikade polisi dan menduduki kediaman kediaman Presiden Gotabaya Rajapaksa pada Sabtu (9/7).
Dilansir dari CNN, sebuah siaran video yang beredar di media sosial dan televisi nasional Sri Lanka menunjukkan para demonstran memasuki rumah sekaligus kantor Rajapaksa di ibu kota.
Salah seorang pejabat keamanan presiden memastikan bahwa Rajapaksa sedang tidak berada di lokasi dan telah dipindahkan ke tempat lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat insiden tersebut, sekitar 31 orang, termasuk dua polisi terluka dan dirawat di Rumah Sakit Nasional Sri Lanka (NHSL). Polisi menyebutkan dua orang berada dalam kondisi kritis akibat terluka dalam aksi itu.
Tak hanya itu, pada hari yang sama, ratusan demonstran pergi membakar rumah Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe.
"Pemrotes menerobos masuk ke rumah pribadi PM Ranil Wickremesinghe dan membakarnya," tulis kantor PM Sri Lanka dalam pernyataan yang dikutip AFP.
Aksi pembakaran ini terjadi tak lama setelah Wickremesinghe menyatakan kesiapannya untuk melepaskan jabatannya demi membuka jalan pembentukan pemerintahan baru.
Karena insiden ini, Rajapaksa dipastikan akan mengundurkan diri pada pekan depan, setelah massa muak dengan krisis keuangan yang dialami Sri Lanka.
"Untuk memastikan transisi damai, presiden mengatakan bahwa ia akan mundur pada 13 Juli," ujar ketua parlemen Sri Lanka Mahinda Abeywardana seperti dilansir AFP.
Namun, Abeywardana tak menjabarkan lebih lanjut proses perguliran kepemimpinan di negara itu setelah Rajapaksa mundur.