Sejumlah warga Jepang mengungkapkan rasa sakit hati mereka atas meninggalnya mantan Perdana Menteri Shinzo Abe.
Sehari setelah Abe meninggal, banyak pelayat mengunjungi lokasi penembakan pria itu untuk memberikan bunga dan doa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak warga mengantre di lokasi tersebut, beberapa di antaranya berurai air mata. Mereka datang untuk menunjukkan penghormatan, yakni dengan membungkuk dan memberikan bunga di meja yang terpasang di dekat Stasiun Yamato-Saidaiji.
Meja tersebut kemudian menjadi altar darurat yang dipenuhi dengan bingkai foto dan ilustrasi kartun sosok Abe. Kaleng bir dan minuman lain juga ditempatkan di altar tersebut untuk dinikmati Abe di alam baka.
Salah satu pelayat, Yoshikazu Tokudome (51) rela pergi sejauh ratusan kilometer dari Tokyo ke Nara untuk memberikan belasungkawa.
"Saya merasa sakit, dan saya pikir hal yang bisa saya lakukan adalah datang ke sini dan memberikan beberapa bunga," kata Tokudome kepada AFP.
Saat Tokudome mendengar kematian Abe, ia mengaku sulit menerima kabar itu.
"Saya bisa mengerti apa yang bisa disampaikan dalam berita, tetapi saya tidak bisa menerimanya," katanya.
Pengunjung lain, Sumiko Hayashi (50), mengaku terkejut dengan kabar kematian Abe.
"Itu [kematian Abe] sangat mengejutkan dan saya merasa sangat sedih. Saya merasa sangat gelisah di rumah," tutur Hayashi.
"Saya sangat menyukai kepribadiannya juga. [Khususnya] bagaimana dia terlihat sangat bahagia bersama istrinya," katanya lagi.
Pelayat lain, Kayoko Ueda (52), mengatakan kepada AFP ia merasa putus asa dan tak percaya sesuatu seperti ini dapat terjadi di Jepang.
Lihat Juga : |
"Keamanannya lemah. Dia terpampang. Saya pikir ini disebabkan karena Jepang berpuas diri dan merasa semuanya aman di sini," ujar Ueda.
Pelayat lain, Akira Takahashi (54), juga setuju dengan pendapat Ueda.
"Pejabat tinggi dari luar negeri, seperti perdana menteri dan anggota kabinet, sering berkunjung ke Jepang dengan asumsi ini adalah negara aman," kata Takahashi.
"Namun saya pikir keamanan harus lebih diperketat di masa depan," lanjutnya.
Takahashi juga menyampaikan ia sangat menghormati Abe. Saat ia memberikan bunga, "saya berkata, 'terima kasih untuk semuanya, dan tolong beristirahat dengan damai'."
Abe sendiri tewas setelah ditembak Tetsuya Yamagami di Kota Nara pada Jumat (8/7).
Yamagami sendiri telah ditangkap pihak berwenang. Pria 41 tahun itu menembak Abe dengan senjata api rakitan.
(isa/bac)